Lumajang - Cuaca seketika berduka saat terbetik kabar kematian Kabag Humas Polres Lumajang IPDA Catur Budi Baskara waktu kami datang melayat ke rumahnya. Orang-orang berpakaian hitam dengan wajah berkabung sudah berkerumun di pelataran kediamannya.
Langit masygul,mendung pekat lekat menggantung di atas kepala-kepala manusia yang berjejal ingin mengantarkan jenazah perwira ke liang peristirahatan terakhir. Akan tetapi hujan seolah ragu-ragu memuntahkan rinai.
Baca juga: Kapolres Lumajang : Almarhum Ipda Catur Sosok Anggota Bisa Diandalkan
Langit seakan juga tak percaya atas kematian Polisi yang terkenal humanis itu. “Mengapa orang baik harus mati lebih dahulu?” kata seorang di belakang punggungku.
“Tuhan mungkin menyayanginya lebih".
Dikalangan wartawan dia sangat familiar dan selalu siap menjawab konfirmasi dari para jurnalis disela-sela tugas padat seorang perwira. Untuk bisa melayani para pemburu berita dibutuhkan energi yang besar dan itu dimiliki seorang IPDA Catur Budi Baskara.
Saat bertugas saya mengenalnya sebagai tipe polisi pekerja keras tidak mengenal lelah dalam menjalankan tugas. Mobilitas yang tinggi sebagai perwira abdi negara pelayan masyarakat yang harus tetap dijaga olehnya.
Meski terkadang tidur hingga larut malam bahkan dinihari, stamina nya luar biasa. Pagi-pagi sudah bangun dan langsung berkoordinasi dengan tim wartawan untuk perencanaan tugas hari itu. Setelah itu tidak butuh waktu lama langsung tancap gas.
"Ayo berangkat ke lapangan kita harus menghargai waktu," ujar Catur ketika memberikan intruksi kepadaku, sebelum para wartawan bergerak ke lapangan.
Selama hidupnya, dia memang dikenal sebagai sosok polisi yang energik dan taktis. Selain ramah dan sangat dekat dengan kalangan wartawan juga dekat dengan netizen. Gaya bicaranya ceplas ceplos tapi isinya tegas dan cerdas.
Tugasnya di lingkungan Humas Polres Lumajang merupakan sebuah kepercayaan untuk menjadi perpanjangan lidah kepolisian guna menyampaikan informasi melalui pengelolaan dan pemberitaan atau informasi. Ini bukan pekerjaan enteng.
Baca juga: Ipda Catur Ujung Tombak Polres Lumajang Bangun Kemitraan Pers
Terutama dalam menghadapi serangan dan serbuan ribuan akun yang menebarkan berita hoaks sebagai tantangan. Namun, sosok Catur mampu menjalankan tugas tersebut dengan baik.
Dia juga tak segan-segan merogoh uangnya untuk membayarkan ku seteguk gelas kopi. Mungkin terdengar aneh kalau seorang perempuan suka kopi namun itulah saya yang setiap ketemu beliau selalu ditraktir kopi.
Pengalamannya memimpin Humas Polres Lumajang mampu memahami apa yang dibutuhkan wartawan dan tugas-tugas jurnalis. Sehingga di kalangan wartawan, sosok IPDA Catur memiliki nilai sangat positif.
Tugasnya memiliki tanggung jawab besar mengeliminir pemberitaan negatif, mampu menjalin kerja sama dan kemitraan dengan media massa. Tanggung jawab tersebut dilaksanakannya dengan cukup baik.
Kedekatannya dengan awak media, terlihat jelas saat ia tak sungkan berbagi informasi serta menerangkan hal-hal yang berkaitan tentang kegiatan yang sedang dilakukan Polri dalam rangka menjaga, mengendalikan dan mengelola Kamtibmas dan pelayanan kepada masyarakat.
Catur bukan sekedar pasukan bhayangkara. Dia juga seorang penyair luar biasa dan karyanya selalu hadir untuk pisah sambut pimpinan. Bapak 4 anak itu juga sosok penyayang pada keluarga. Tak segan melantunkan sajak dan puisi kasihnya.
Sosok-sosok itu bagai terlahir dari gugur hujan deras begitu banyak, lalu sosok-sosok itu serempak membacakan sajak untuk perwira. Hujan makin lebat semerbak wangi bunga kamboja pekat mengawang.
Sosok-sosok asing itu tetap terpekur di sana menadahkan telapak tangan. Mereka seperti berdoa seraya membacakan sajak-sajak, Akhirnya kau terpekur takjub di bawah hujan mengawasi keajaiban terjadi.
Awan kelam dan hitam seketika menyibak, langit benderang, dengan sepotong sinar matahari. Semoga amal ibadahmu di terima di sisi Allah SWT, selamat jalan Komandan. (ind/ls/red)
Editor : Redaksi