Lumajang - Petani tembakau Lumajang dibuat ketar ketir pasalnya masa panen sudah berlangsung, tapi penyerapan dari industri rokok yang bermitra dengan petani tak kunjung beroperasi, Selasa (22/09/2020).
Penyerapan Tembakau oleh industri rokok belum maksimal bahkan ada PT yang hingga kini belom beroperasi.
Baca juga: Kawasan Pertanian Bawang Merah di Lumajang Terus Diperluas Lewat Intervensi DBHCHT
"Petani tembakau bermitra dengan industri rokok. Sekarang yang buka itu PT.Sadana, Saya ikut PT.IDS. Di Sadana itu paketan, satu paket maksimal stor 9 Kuintal,"Ungkap Sukari petani tembakau saat ditemui Lumajangsatu.com di rumahnya Dusun Sumber Rejo, Desa Kaliwungu Kecamatan Tempeh.
Dia mengungkapkan bahwa hingga hari ini, stok dipetani mencapai 70 ton. "Masa panen sudah mulai dari awal September. Katanya petugas lapangan, stok Tembakau sampai 70 ton, di petani"ungkapnya.
Baca juga: Buruh Tani Tembakau Akan Terima BLT DBHCHT Tahun 2024
Sukari mengungkapkan harga tembakau masih belom ia ketahui, "Karena PT. IDS belum beroperasi jadi harganya belum diketahui, tapi kalau PT Sadana katanya harga tetap seperti tahun kemarin, 35 hingga 20 ribu perkilonya.
Pada Lumajangsatu.com dia menunjukkan tumpukan karung tembakau, yang diletakkan di samping rumahnya. "Ini mas jumlahnya 21 karung, siap disetor tapi gudangnya masih belom beroperasi,"Jelasnya.
Baca juga: Banyak Bantuan Diberikan Bagi Petani Tembakau Lumajang dari DBHCHT
Dia menjelaskan ke khawatiranya takut PT. IDS tak kunjung buka hingga kualitas tembakaunya menurun. "Ini sekarang nunggu PT IDS buka, yang jadi masalah itu skrang kalau dibiarkan dalam karung warnanya akan berubah,"jelasnya.
Sukari mengungkapkan permintaan pabrik warnanya kuning bersih, sementara jika di biarkan akan merubah warna menjadi coklat. "Hal tersebut akan memengaruhi harga,"pungkasnya. (Oky/ls/red)
Editor : Redaksi