Senduro - Setelah ditutup selama 1 tahun karena pandemi Covid 19, pendakian ke gunung tertinggi pulau Jawa Semeru kembali dibuka. Para pendaki dibatasi 20 persen dari kuota normal 600 pendaki setiap hari dan harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid 19.
Pembukaan perdana tanggal 1 Oktober dengan ditandai pengguntingan pita serta do'a dari masyarakat adat suku Tengger Ranu Pani. Setiap pendaki diberi pengarahan dan pengecekan kelengkapan administrasi sebelum diperbolehkan melanjutkan pendakian.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Pendakian Semeru dengan keindahan alam Ranu Kumbolo sangat diminati wisatawan nusantara dan manca negara. Ribuan pendaki setiap tahun datang silih berganti untuk menikmati indahnya alam di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
"Bismillah, pendakian ke Semeru hari ini resmi di buka," ujar Thoriqul Haq, Bupati Lumajang saat menggunting pita, Kamis (01/10/2020).
John Kenedie, MM, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyatakan ada 16 pendaki yang berkesempatan mendaki ke Semeru di hari pertama. Kuota pendakian dibatasi 120 saja setiap harinya dan akan dilakukan evaluasi setiap minggunya.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
John berharap para pendaki bisa disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan agar tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid 19. Setiap pendaki sudah dilakukan pemeriksaan dan pengarahan sebelum naik ke Ranu Kumbolo atau Semeru.
"Kita berharap para pendaki bisa mematuhi protokol kesehatan selama melakukan pendakian," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi