Lumajang - Banyak cara yang bisa dilakukan anak muda di desa untuk meningkatkan literasi masyarakat. Salah satu contohnya seperti yang dilakukan karang taruna (karta) Tompokersan di Lumajang ini.
Komunitas yang tergabung dalam Heppiii Community Lumajang ini mendirikan Kafe Literasi Heppiii yang di dalamnya berisi berbagai macam buku. Untuk mendukung operasional, pengelola Kafe Literasi Heppiii juga menyediakan kopi dan kudapan lainnya.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
Ketua Karta Tompokersan, Lumajang Dewi Oktavianawatie yang juga pengelola Kafe Literasi Heppiii mengatakan, tempat ini mulai beroperasi sejak bulan September lalu. Antusiasme warga perlahan mulai merangkak naik seiring dengan banyaknya koleksi buku di tempat tersebut.
"Banyak warga yang membawa anaknya untuk belajar di perpustakaan ini. Antusiasme membaca juga mulai naik, misalnya ada siswa yang awalnya malas membaca soal Bahasa Indonesia perlahan mereka mulai membaca, lalu bisa memahami dan akhirnya bisa menjawab soal," kata Dewi Oktavianawatie yang biasa disapa Dewi ini, akhir pekan kemarin.
Jumlah koleksi buku di Kafe Literasi Heppiii saat ini sekitar 400-an buku. Terdiri dari buku paket yang sifatnya bergulir, yakni buku pelajaran yang bisa dipakai oleh pelajar dari tahun ke tahun yang bisa digunakan oleh adik kelas. Tersedia buku-buku dengan beragam tema seperti sastra, cerita anak, motivasi, parenting, dan buku-buku nonfiksi lainnya.
"Kemarin ada mahasiswa yang datang ke tempat kami ingin membuat karya sastra. Kami juga mendampingi pelajar yang belajar membuat puisi. Makin ramai pokoknya," terang Dewi.
Pihaknya berharap dengan adanya Kafe Literasi Heppiii ini tingkat minat baca warga di lokasi sekitar meningkat. Karta juga berharap anak-anak muda di desa setempat bisa menjadi motor penggerak untuk gerakan membaca.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
"Jadi di karta kami ada beberapa divisi termasuk juga divisi wiraswasta dengan membuat kopi di kafe literasi. Karena masih pandemi yang datang baru belasan orang setiap harinya," ulasnya.
Dalam dunia literasi Dewi sendiri cukup produktif. Dia sudah membuat karya puisi dalam tujuh buku yang berbeda. Buku yang sudah diterbitkan seperti buku berjudul Oktober Sejuta Rasa (antologi karya bersama), I Love You Bu, Ayah, Antologi Sejuta Pena, kemudian buku berjudul Menukik Rindu (buku sendiri), Antologi Puisi Cinta, dan esai Dharma Bhakti untuk Negeri.
Kemampuannya menulis kini juga mulai tertular ke anak-anak muda desa setempat. Di Kafe Literasi Heppiii ini juga disediakan jaringan internet dengan laju kecepatan 20 MBPS, kapasitas yang cukup untuk mengakses berbagai macam literasi di internet.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
"Kami berharap kedepannya minat baca makin meningkat dan koleksi buku juga bisa bertambah," harapnya.
Koordinator Karta Heppiii Community Miftachul Arif sangat mendukung gerakan literasi di Lumajang, dengan adanya Kafe Literasi Heppiii perlahan minat baca masyarakat di Tompokersan dan sekitarnya meningkat.
"Konsep dari kegiatan ini memadukan perpustakaan dan kafe, dengan konsep ini bisa memancing minat baca dan membuat kegiatan membaca lebih asik dan heppiii. Karena itu kami sangat mengapresiasi kegiatan ini," ungkapnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi