Lumajang - Cuaca buruk dengan hujan yang turun hampir setiap hari membuat petani tembakau di Lumajang meradang. Betapa tidak, puluhan hektar lahan tembakau yang sudah masuk musim pemupukan pertama (usia 30 hari) terendam air dan mati.
Dwi Wahyono, ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang menyatakan, hampir semua lahan tembakau terdampak akibat hujan yang turun beberapa hari terakhir. Yang paling banyak lahan terendam berada di Desa Bades Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
“Cuaca buruk ini banyak lahan pertanian tembakau rusak dan sudah pasti gagal panen,” jelas Dwi kepada Lumajangsatu.com, Selasa (04/07/2023).
Dalam satu hektarnya, petani yang menyewa lahan akan mengalami kerugian sekitar 25 juta rupiah. Jika pemilik lahan sendiri, kerugiannya lebih sedikit. “Rugi sekitar 25 juta, karena petani sudah masuk musim pemupukan pertama, artinya sudah keluar modal pemupukan juga,” terangnya.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Tembakau hanya bisa bertahan tak lebih dari 24 jam jika sudah terendam air. Setelah air surut, tembakau langsung layu dan membusuk. Tak ada yang bisa dilakukan oleh petani, selain mencabut tembakau dan menanami dengan tembakau baru.
“Solusinya adalah tanam tembakau baru, karena tembakau yang terendam air akan layu dan membusuk,” terangnya.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
APTI akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Lumajang, mungkin bisa petani mendapatkan bantuan pupuk. Sedangkan untuk program asuransi tanaman tembakau nampaknya masih belum berjalan, sehingga belum bisa diharapkan. “Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Lumajang dan juga Provinsi Jawa Timur,” pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi