Baca juga: Ini Sederet Luka Carok di Desa Tanggung Lumajang Hingga 1 Korban Tewas
Lumajang - Saat musim kemarau panjang tiba, banyak warga datang ke Pantai Watu Pecak Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, untuk mencari karangan (sejenis kerang). Warga sekitar menyebutnya dengan karangan sampir.
Warga biasanya mencari karangan saat air laut surut atau warga sekitar menyebutnya pasatan. Dimana, air laut surut dan batu-batu besar terlihat dan banyak karangan yang menempel di bebatuan tersebut.
Yuliana, salah seorang warga sekitar menyatakan bahwa karangan sampir di Watu Pecak muncul saat musim kemarau panjang. Saat turun hujan dan terjadi banjir, karangan sampir akan menghilang atau mati.
Baca juga: Pembangunan Pasar Agropolitan Gerbang Wisata Senduro Lumajang Akan Segera Selesai
Rasa Karangan di Watu Pecak sangat lezat dan sangat laris manis ketika dijual. Bahkan, warga sekitar menyebut Karangan sampir itu hanya ada di Watu Pecak dan sekitarnya saja. Sebagian besar warga datang mencari karangan untuk dikonsumsi sendiri dan ada pula warga datang mencari karangan untuk dijual.
“Kuah karangan ini rasanya lezat, sehingga sangat laris manis saat dijual,” terangnya, Selasa (24/10/2023)
Baca juga: KUD di Lumajang Kembali Diaktifkan Guna Perkuat Ekonomi Desa
Jika dulu, sebelum karangan laku dijual, Karangan oleh warga sekitar dikeringkan dan air rebusannya dijadikan petis. Namun, setelah Karangan banyak yang suka dan sangat laris dijual, maka tak ada lagi warga yang membuat petis Karangan.
“Dulu biasanya Karangan dikeringkan dan air rebusannya dijadikan petis Karangan,” pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi