Lumajang - Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang memiliki banyak hasil perkebunan dengan kualitas super. Ada buah Nangka, Alpukat, Pisang, Petai dan lainnya. Namun, harga jual hasil perkebunan tersebut tidak stabil, melainkan fluktuatif, bisa sangat mahal tapi juga bisa sangat murah.
Hal itu yang saat ini dialami oleh petani Ranuyoso yang memiliki petai. Memasuki masa panen raya, harga petai di Pasar Buah Ranuyoso anjlok. Padahal dua minggu lalu harga petai masih relatif stabil, yakni di angka Rp. 10.000 sampai Rp. 12.000 rupiah per 10 lonjornya.
Baca juga: Pekerja Irigasi di Lumajang Tewas Kesambar Petir
"Sejak minggu kemarin ini mas, harga petai terus turun, sampai di harga 5 ribu rupiah saja," ungkap Efendi, pedagang asal Desa Meninjo, Selasa (14/11/2023).
Baca juga: Masuk Hari Tenang Pilkada, Alat Peraga Kampanye di Lumajang Langsung Dibersihkan
Efendi menduga, harga petai anjlok karena dipengaruhi oleh melimpahnya hasil panen dan tengkulak petai kupas mulai mengurangi permintaan. Dengan cuaca yang minim hujan, petai bisa berbuah maksimal dan menghasilkan banyak buah. "Selain disini (Ranuyoso), di Malang juga sedang panen," tambahnya.
Baca juga: Denny Caknan Sukses Menghibur Pendukung Paslon 02 Indah-Yudha di Stadion Semeru Lumajang
Akibat anjloknya harga petai ini, sejumlah petani dan pedagang lokal terancam merugi sebab harga beli dengan harga jual berbanding jauh. Petani berharap, permintaan kembali normal dan harga petai juga berangsur membaik pada harga semula. “Semoga bisa kembali normal,” pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi