Lumajang - Dua institusi pendidikan tinggi, STKIP PGRI Lumajang dan Universitas Dr. Soetomo Surabaya, bersinergi dalam pelaksanaan mitigasi bencana di kawasan pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Kegiatan yang berlangsung pada akhir pekan ini merupakan bagian dari program Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (Kosabangsa) yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM).
Baca juga: Gus Rozi Pemuda Asal Rowokangkung Terpilih sebagai Pemuda Pelopor Lumajang Bidang Pendidikan
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya mitigasi bencana, mengingat Watu Pecak merupakan wilayah rawan bencana alam seperti tsunami dan banjir akibat kedekatannya dengan pesisir selatan. Dalam kegiatan tersebut, berbagai aktivitas edukatif dan praktik dilakukan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dosen, mahasiswa, serta masyarakat sekitar. Para peserta diberikan pelatihan mengenai cara membaca tanda-tanda alam sebagai indikator bencana, menyusun jalur evakuasi yang efektif, serta teknik pertolongan pertama. Selain itu, simulasi evakuasi juga dilengkapi dengan penggunaan sirine sebagai penanda darurat.
Sirine ini digunakan untuk memberi sinyal awal kepada masyarakat agar segera melakukan langkah-langkah penyelamatan sesuai prosedur evakuasi yang telah diajarkan.
Ketua pelaksana dari STKIP PGRI Lumajang, Mohammad Ridho’i, M.Pd., menyampaikan bahwa program ini bukan hanya bertujuan memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun kepercayaan diri masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.
Baca juga: Tim Abmas ITS Dukung Inovasi Pembuatan Pakan Ternak Organik di Tukum
“Kami ingin masyarakat lebih siap dan tangguh. Ini adalah langkah awal dalam menciptakan komunitas yang sadar dan peduli terhadap potensi risiko di lingkungannya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pendamping dari Universitas Dr. Soetomo, Dr. Wiwiek Harwiki, M.M., menambahkan bahwa sinergi antara dua perguruan tinggi ini menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi dalam pengabdian kepada masyarakat.
“Kami berupaya menghadirkan solusi berbasis ilmu pengetahuan yang aplikatif, sekaligus mempererat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat,” jelasnya.
Baca juga: STKIP PGRI Lumajang Sukses Menerjunkan Ratusan Mahasiswa KKN
Salah satu warga, Arif Widodo, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kegiatan ini.
“Kami jadi lebih tahu apa yang harus dilakukan kalau ada tanda-tanda tsunami. Biasanya kami hanya pasrah, tapi sekarang kami lebih paham langkah-langkah penyelamatan diri,” tuturnya.
Program ini diharapkan dapat berkelanjutan dan menjadi model kolaborasi antarperguruan tinggi dalam mendukung program pemerintah untuk pengurangan risiko bencana. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat menjadi bukti bahwa edukasi dan pelatihan semacam ini sangat dibutuhkan, terutama di wilayah-wilayah rawan bencana. Dengan semangat kolaborasi dan dedikasi, STKIP PGRI Lumajang dan Universitas Dr. Soetomo telah menunjukkan bahwa pendidikan dapat menjadi kekuatan utama dalam menciptakan masyarakat yang tangguh menghadapi tantangan bencana alam (Red).
Editor : Redaksi