wisata

Candi Belahan pasuruan, Warisan Sejarah dan Sumber Mata Air di Lereng Penanggungan

lumajangsatu.com
wisata candi belahan yang sering dikunjungi banyak orang untuk melihat bangun dan patung tersebut (Gmap/Candi belahan)

Pasuruan – Di balik megahnya lereng Gunung Penanggungan, terdapat sebuah situs bersejarah yang hingga kini masih memikat wisatawan, yakni Candi Belahan.

Berlokasi di Dusun Belahan Jowo, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, candi ini dikenal sebagai peninggalan bersejarah sekaligus sumber mata air yang tak pernah kering.

Baca juga: Museum Lulu Cimory Dairyland Prigen pasuruan, Wisata Edukasi Seru untuk Keluarga

Candi Belahan diyakini dibangun pada masa Kerajaan Airlangga sebagai tempat pemandian dan pemujaan. Keunikan candi ini terletak pada adanya dua arca Dewi yang memancarkan air langsung dari dadanya, melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Air tersebut mengalir ke sebuah kolam yang hingga kini masih dimanfaatkan masyarakat sekitar maupun pengunjung untuk berendam dan bermain air.

Selain nilai sejarahnya, suasana di sekitar Candi Belahan juga sangat menenangkan. Dikelilingi pepohonan rindang dengan udara sejuk khas pegunungan, tempat ini cocok untuk wisata sejarah sekaligus wisata alam.

Banyak pengunjung datang untuk sekadar menikmati kesegaran air, berfoto, atau belajar tentang peninggalan budaya Jawa kuno.

Baca juga: Gunung Batok pasuruan, Si Hijau yang Teduh di Tengah Lautan Pasir Bromo

Fasilitas di area Candi Belahan cukup memadai, mulai dari area parkir, kamar mandi, hingga warung kecil yang menyediakan makanan dan minuman. Untuk masuk ke lokasi, pengunjung tidak dikenakan biaya tiket alias (gratis), dengan biaya parkir Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil.

Candi Belahan bukan hanya menyimpan nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga menghadirkan pengalaman wisata yang unik melalui kesegaran air alami dan suasana asri di lereng Gunung Penanggungan.

Destinasi ini menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin menikmati wisata budaya sekaligus relaksasi di alam terbuka.(yov/red)

Baca juga: Legenda Craterului Tengger, Pesona Mistis di Jantung Bromo pasuruan

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

 

 

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru