Lumajang(lumajangsatu.com) - Salah satu koleksi Museum Daerah Lumajang di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT), Wayang Krucil, adalah komunikasi budaya yang pernah dipakai oleh masyarakat Lumajang. Wayang krucil berkembangan di Lumajang saat Islam masuk ke Kota yang dikenal dengan kultur Hindu.
Cerita dalam wayang krucil disajikan cerita tentang kenabian dan wali. Dari penelusuran sejarah, wayang krucil dipakai oleh Sunan Kalijogo dalam penyebaran agama Islam.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Wayang krucil berasal dari Ngawi, namun banyak dipakai oleh para pemuka agama di Lumajang untuk berdakwah. Wayang ini terbuat dari kulit dan berukuran kecil.
"Wayang ini sempat populer di Lumajang dan mewarnai kebudayaan dan masuknya Islam ke tanah Lamajang," kata Ita Lestari, penjaga Museum, Rabu(2/9).
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Ita menjelaskan, saat islam masuk Lumajang, wayang krucil adala media hiburan dan dakwa, seperti pengajian yang dihadiri para mubaliq. "Kalau di Lumajang, ada tokohnya sendiri, kayak Minak KOncar, Minak Jinggo dan tokoh Buntaran," jelas perempuan dua anak itu.
Cerita wayang krucil yang sering dipakai pada zaman panji Kudalaleyan-Pajajaran, Prabu Brawijaya di Majapahit dan Babad Tanah Jawa.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Wayang krucil masih diproduksi oleh seniman di Deas Jatigono Kecamatan Kunir. Meski tidak lagi ada pertunjukan wayang krucil, sejarah dan perkembangan kebudayaan sangat mempengaruhi masyarakat Lumajang. (ls/red)
Editor : Redaksi