Lumajang Lumajangsatu) -Kota Lumajang menjadi kawasan yang tumbuh secara ekonomi. Hal ini seiring dengan tumbuhnya kuliner yang beragam di daerah ini.
Salah satu kuliner yang jadi favorit bagi warga Kota Pisang adalah Mie Ayam Ahmad di Suko-Lumajang. Mie ayam ini dilihat dari luar hanya tampak sederhana. Warung berukuran kurang lebih 5 X 6 meter dan beratap seng ini selalu penuh. Sehingga ada jam buka namun jam tutup warung mie ayam ini tidak tentu.
"Saya sering ke sini kalo ingin mie ayam. Tidak sering sih tapi kalo pengin pasti kesini. Kadang siang kadang sore seringnya siang soalnya kalo sore takut habis duluan," ujar salah satu pelanggan , Tuki pada lumajangsatu.om, Rabu (08/8/2018).
Tuki mengatakan mie ayam Ahmad ini menjadi favorit karena cita rasa mie nya. Mie khas Mi Ayam Ahmad menurutnya memiliki tekstur yang kenyal dan beda dengan mie ayam pada umumnya. Selain itu cekernya juga mantap jika disantap. Kuah yang gurih juga menambah satu mangkok mie ayam menjadi nikmat dirasakan. Daging ayam yang disajikan juga empuk dan terasa manis.
"Yang jelas mienya. Enak banget lembut pokoknya. Kuahnya juga enak. Kalo ini beda enaknya," ujarnya.
Menurutnya mie ayam Ahmad yang memiliki 4 meja panjang di warung ini buka mulai pagi. Namun untuk tutup warung tergantung dari kondisi. Sebab seringnya tutup warung ini tidak biasa diprediksi.
"Bukanya jam sepuluh pagi. Kadang tutupnya jam 5 sore kalo sudah habis, ya sudah sore kadang juga sudah tutup," ujarnya.
Sementara itu pelanggan lainnya Alvian mengatakan jika harga mi ayam Ahmad cukup terjangkau. Dengan harga Rp. 5000 penikmat mie ayam ini dapat merasakan mie ayam ini. Yang membedakan harganya adalah pilihan topping mi ayam ini.
"Murah lah. Terjangkau lah kalo 5000-an kalo pakai ceker saja 8500 itu sudah sama minum esteh," ujarnya.
Alvian mengaku siang hari menjadi waktu favorit warga Lumajang menyantap mie ayam Ahmad ini. Sehingga banyak penyantap harus sabar mengantri untuk dapat menikmati semangkok mie ayam ini. Sebab penikmat mie ayam ini bervariasi mulai dari kalangan pelajar hingga karyawan.
"Kalo siang disini pasti antri karena mejanya empat saja. Ya antri nunggu yang selesai makan. Biasa sih," ujarnya. (Ind/red)
Editor : Redaksi