Senduro (lumajangsatu.com) - Gerakan Masyarakat Pedesaan Lumajang (Gemapalu) terus melakukan pendampingan pada petani kopi di Kecamatan Senduro, Pasrujambe dan Candipuro. Bukan dalam soal pembibitan, perawatan dan penjualan kopi.
Gemapalu juga pendampingan dalam menjaga citra rasa kopi Semeru yang telah lama hidup bersama petani. Sehingga, bisa menambah nilai ekonomis tinggi.
Baca juga: Asosiasi BPD se-Lumajang Bertemu H. Rofiq Anggota DPRD Jatim
BACA JUGA : Ayub Khan Kagum Wisata Hutan Bambu dan Air Terjun Tumpak Sewu Semeru
"Untuk citra rasa kopi, ternyata dalam soal penanaman, perawatan dan panen," ujar Ketua Gemaplu, Andi Median Iasnawi ditemui tim redaksi lumajangsatu.com.
Bagi dia, untuk mendapatkan biji kopi bagus saat panen dan direndam ke dalam air. Biji kopi yang mengambang saat direndam itu jelek. "Usai mendapatkan kopi, lalu dikeringkan diatas tanah 50 meter," ujarnya.
Baca juga: MPM Desak BK DPRD Segera Clearkan Beredarnya Foto Mesra Mirip Ketua Dewan Lumajang
Kenapa kopi dikeringkan jauh dari tanah, agar aroma atau bau tanah tidak masuk ke biji kopi. Kemudian, cara menyimpan dan teknik sangrai tergantung di Barista sendiri.
"Yang utama dalam mendapatkan kopi bagus dan citra rasa luar biasa, saat panen dan penanganan selanjut," paparnya.
Produk olahan Kopi Gempalu dalam bentuk bubuk, roasting, serta minuman sari kopi "Coldbrew. Semua dihasilkan dari aksi, pengamatan dan ujicoba berulang kali.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
"Rasa caramel kopi jangan sampai hilang, karena tastenya diitu," ungkapnya.
Gemapalu tidak hanya mendampingi petani pedesaan dalam budidaya kopi, tetapi juga padi dan kentang di Argosari Tengger. (ls/red)
Editor : Redaksi