Kuliner Lumajang

Mencicipi Gurihnya Soto Tangkar Tanpa Jeroan di Yosowilangun

Penulis : lumajangsatu.com -
Mencicipi Gurihnya Soto Tangkar Tanpa Jeroan di Yosowilangun
Nikmatnya soto tangkar kuliner di malam hari.

Lumajang (Lumajangsatu.com)- Nurdin memberanikan diri untuk membuka soto usai berhenti bekerja di sebuah warung soto di kawasan Alun-alun Lumajang. Berbekal pengalaman selama 8 tahun, lelaki berusia 33 tahun ini pun membuka sebuah warung soto pada 2010 lalu.

Awal merintis usaha soto ini bersama seorang teman, Nurdin mengatakan tempat usahanya sederhana. Sehari hanya menghabiskan daging sebanyak 3 kilogram.

"Awalnya, saya hanya dagang soto biasa, lalu saya menambahkan menu soto tangkar setelah dua tahun berjalan," ujar Nurdin kepada Tim Lumajangsatu.com di lokasi usahanya di Timur Pasar Yosowilangun baru-baru ini.

Berbeda dengan soto tangkar kebanyakan, Nurdin memilih tak menggunakan jeroan dan sate karena harus membutuhkan waktu yang agak lama. Sebelum soto tangkar disajikan, ia juga harus membakar sate.

"Setelah coba-coba, ternyata banyak orang yang suka dengan soto tangkar kami. Tapi di sini nggak pakai jeroan dan nggak pakai sate. Konsumennya juga nggak mau pakai jeroan. Dagingnya sama sepertin soto biasa, tapi pakai santan," ujar Nurdin.

Nurdin bersyukur, soto tangkar banyak peminatnya hingga saat ini. Apalagi jika akhir pekan, banyak pembeli bersama keluarganya yang makan di tempatnya.

"Banyak keluarga yang datang menggunakan mobil makan soto tangkar di sini," kata Nurdin.

Selain tak menggunakan jeroan dan sate, soto tangkar buatan Nurdin juga mematok harga yang sesuai kantong. Untuk satu porsi hanya Rp20 ribu, termasuk sepiring nasi.

"Di tempat lain, harganya bisa Rp25 ribu sampai Rp30 ribu, tapi di sini hanya Rp20 ribu. Meski untungnya hanya kecil, tapi nggak apa-apa. Yang penting orang banyak yang makan di sini," ujar Nurdin.

Untuk menjalankan usahanya, Nurdin dibantu oleh 7 orang pekerja. Mereka dibagi dua shift, 4 orang pada siang hari dan 3 orang malam hari.

"Buka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB," kata dia

Menurut Adi, ia biasa makan soto tangkar buatan Nurdin. Selain dagingnya empuk dan kuahnya kental, lokasinya pun tak jauh dari rumahnya. Ia bahkan bisa empat kali dalam seminggu makan di tempat ini.

“Soto tangkarnya enak, kok, saya sudah mencoba makan di sini beberapa kali. Rasa kuahnya, dari dagingnya empuk. Enak!” tutur Adi tentang soto tangkar Nurdin.(Ind/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.