Kuliner Lumajang
Enaknya Sego Tiwul Masakan Khas Tradisional
Lumajang (Lumajangsatu.com)- Lumajang memiliki beberapa kuliner jadul yang patut anda coba, salah satunya adalah Sego Tiwul atau Nasi Tiwul. Sego Tiwul terbuat dari gaplek atau singkong kering. Makanan ini kini sudah jarang ditemui. Karena banyak warga mengasumsikan hidangan ini sebagai makanan ndeso alias kampung.
Walaupun begitu, jika Anda kangen atau pun penasaran dengan hidangan yang sudah mulai langka ini, Anda masih bisa menemukannya di pemandian Tirtosari View.Tempat mangkal Warsilah berada persis di pinggiran anak tangga yang menuju pintu masuk ke dalam Spot Foto Instagramable.
"Saya jualan Sego Tiwul mulai dari pukul 8 pagi sampai 4 Sore Di sini Sego Tiwul ditawarkan dengan harga Rp 5.000 per bungkus" tandasnya
Menurut Warsilah, singkong yang digunakan untuk membuat Sego Tiwul berasal dari singkong yang tidak terlalu tua dan memiliki kadar air yang sedikit sehingga saat dimakan akan terasa renyah. Sego Tiwul dibuat dengan cara menumbuk singkong yang telah dikeringkan. Saat ditumbuk, tak lupa singkong dicampurkan gula dan garam sebagai penyedap rasa.
Setelah halus, hasil tumbukan singkong tersebut kemudian diletakan dalam tampah dan diberi sedikit air sambil dikibas kibaskan ke udara agar tumbukan singkong berbentuk butiran menyerupai nasi. Setelah berbentuk butiran, proses selanjutnya adalah dikukus selama ± 15 menit dan setelah itu Sego Tiwul siap disantap.
"Saat dimakan Sego Tiwul ini teksturnya terasa agak kletus-kletus di mulut alias agak keras sedangkan rasanya manis-manis gurih" ujar Neneng Pembeli
Sego Tiwul semakin komplit jika disantap dengan Cabuk. Dari luar, sekilas bungkus Cabuk terlihat seperti bungkus lemper bakar. Namun saat dibuka akan terlihat seperti pasta hitam menyerupai petis yang telah dikeraskan. Secara tampilan Cabuk memang kurang menarik, tapi saat disantap bersama Sego Tiwul atau pun nasi putih maka akan tercecap rasa gurih, legit dan pedas yang berbaur menjadi satu.
Paduan rasa ini dihasilkan dari campuran antara biji wijen sangrai yang ditumbuk bersama bawang merah, bawang putih, cabai rawit merah, kelapa parut, garam, gula pasir dan daun kemangi. Setelah semua bahan ditumbuk halus, lalu dibungkus dengan daus pisang kemudian dikukus selama 30 menit hingga Cabuk menjadi padat. Agar terasa semakin mantap, setelah dikukus Cabuk kemudian dibakar di atas bara selama ± 10 menit dan setelah itu Cabuk pun siap disantap (Ind/red)
Editor : Redaksi