Bencana Alam

Hangusnya Lereng Gunung Bromo

Penulis : lumajangsatu.com -
Hangusnya Lereng Gunung Bromo
Diah Nur Fitria Mahasiswa Fakultas Psikologi UMM

Lumajang - Kebakaran yang telah terjadi di Gunung Bromo merupakan kejadian yang sangat berdampak negatif bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Kebakaran yang melanda kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), menghanguskan lebih dari 10 hektare area tersebut. Kebakaran tersebut terjadi di Desa Wonokriti, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Kebakaran tersebut terjadi di jalur bukit penanjakan yang menjadi tujuan wisatawan untuk menyaksikan matahari terbit atau sunrise.

Masyarakat dan pemerintah, telah berusaha untuk mamadamkan kebakaran tersebut dengan dibantu oleh pemerintah. Dalam menangani kebakaran ini terdapat rintangan yang harus dihadapi oleh para petugas seperti medannya yang sangat sulit untuk dilalui dengan membawa peralatan yang berat. Dengan bantuan atau peran masyarakat, akhirnya titik api kebakaran tersebut bisa dipadamkan dengan aman dan memastikan bahwa api benar-benar mati.

Penyebab dari kebakaran ini masih simpang siur, dikarenakan banyak penyebab-penyebab yang bisa mengakibatkan kebakaran tersebut. Seperti musim kemarau yang panjang sehingga menyebabkan cuaca atau suhu menjadi sangat panas. Selain itu gesekan angin yang cukup kencang sehingga dapat menimbulkan percikan api, atau bisa juga dari ulah masyarakat setempat yang tidak bisa menjaga alam sekitarnya. Mungkin juga kebakaran ini adalah ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang sengaja membakar lahan demi mencapai tujuan tertentu. Kebanyakan penyebab dari kebakaran hutan atau lereng gunung yang terjadi di Indonesia ini adalah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang sengaja membakar lereng gunung demi mencapai tujuan tertentu seperti ingin memperluas kawasan industri.

Kejadian ini sudah berulang kali terjadi, seharusnya dari masyarakat sendiri sadar untuk melestarikan keindahan alam yang ada disekitarnya dan dari pemerintah setempat harus bersikap tegas terhadap kejadian tersebut. Dampak negatif kebakaran hutan ini banyak dirasakan oleh masyarakat sekitar, mulai dari mata pencaharian masyarakat terganggu, wisatawan menjadi berkurang, aset jalan utama ditutup karena kebakaran tersebut, udara yang tercemar sehingga mengakibatkan kabut asap.

Kabut asap yang menyelimuti daerah setempat sangat menganggu lingkungan. Akibat dari kebakaran ini, hutan menjadi hangus terbakar dan banyak binatang yang hidup di lereng gunung tersebut kehilangan habitatnya, hutan menjadi gundul, hilangnya mata pencaharian dan penghidupan masyarakat, rusaknya ekosistem, menimbulkan banjir, dan menurunnya kualitas air. Tidak hanya menganggu lingkungan hidup saja, kebakaran hutan ini juga membahayakan kesehatan manusia. Asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan banyak mengandung zat beracun, seperti gas karbon dioksida dan metana yang memenuhi udara. Zat berbahaya tersebut pada akhirnya dihirup oleh warga masyarakat sekitar, akibatnya banyak sekali penyakit yang ditimbulkan, seperti iritasi atau penyakit yang menyerang organ pernapasan ( paru-paru). Warga yang terus-menerus terpapar kabut asap dapat menderita iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan.

Bebrapa solusi untuk mengatasi kebakaran hutan maka kita bisa melakukan beberapa hal di antaranya yaitu, penghentian pebakaran hutan dan lahan gambut, memulihkan hutan dan lahan gambut, tidak melakukan pembakaran di sembarang tempat, meningkatkan upaya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, melatih masyarakat untuk sigap menanggulangi bencana, melengkapi fasilitas untuk menangani kebakaran hutan, tidak melakukan pembakaran apabila cuaca sedang berangin, memberikan sanksi tegas bagi siapapun yang dengan sengaja membakar hutan, serta melakukan sistem tebang pilih.

Dari kejadian ini, masyarakat harus berperan aktif untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar agar tidak terjadi hal-hal seperti ini, masyarakat dihimbau untuk tidak membuang putung rokok sembarangan, diupayakan ketika sedang berkunjung ke kawasan seperti ini membawa botol kaca untuk tempat sisa-sisa putung rokok, dan lain-lain. Reaksi pemerintah sangat cepat untuk memberikan bala bantuan seperti menurunkan petugas-petugas yang sudah ahli dalam bidangnya, dan membantu dalam mengevakuasi masyarakat yang dekat dengan area kebakaran, menyediakan masyarakat tempat pengungsian, serta memperbaiki lahan yang hangus terbakar.

Untuk mencegah kebakaran ini tidak terjadi lagi, masyarakat dan pemerintah harus saling bekerja sama dalam menjaga kelestarian alam sekitar. Agar kekayaan alam yang sudah ada di Indonesia tetap terjaga, baik menjaga dari hal yang paling kecil seperti tidak membuang putung rokok sembarangan di hutan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon semabarangan demi mencapai tujuan pribadi atau semacamnya, memperhatikan titik api atau titik rawan yang dapat memicu terjadinya kebakaran, tidak meninggalkan api unggun dalam hutan ketika sedang berwisata di kawasan tersebut, membuat tempat penampungan air, melakukan penyuluhan, dan membuat pemetaan daerah rawan kebakaran.(Red)

Penulis : Diah Nur Fitria Mahasiswa Fakultas Psikologi UMM

Pengakuan Terduga Pelaku Penanam Ganja

Ladang Ganja di Hutan TNBTS Argosari Lumajang Sudah Panen Sekali

Lumajang - Ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dusun Pusung Atas Desa Argosari Kecamatan Senduro ternyata sudah berlangsung selama 9 bulan. Dari pengakuan pelaku, penanaman ganja dilakukan sejak bulan Januari 2024 dan sudah panen satu kali. Saat hendak panen kedua, keberadaan ladang ganja di hutan TNBTS keburu diketahui.