Penyebab IPM Rendah

Duh..! Warga Lumajang Lebih Suka Sekolah Kejar Paket

Penulis : lumajangsatu.com -
Duh..! Warga Lumajang Lebih Suka Sekolah Kejar Paket
Cak Thoriq Jelaskan Soal lama pendidikan warga Lumajang.

Lumajang - Cak Thoriq lakukan evaluasi terkait data lama sekolah Kabupaten Lumajang, hal tersebut dilakukan karena jalanya program kejar paket diduga tak teradministrasi denlsgan akurat.

Menurutnya hingga kini rata-rata lama sekolah Kabupaten Lumajang hanya 6,2 tahun. "Kita 2 bulan ini melakukan evaluasi terhadap problem utama IPM, yaitu rata-rata lama sekolah,"ungkapnya saat ditemui Lumajangsatu.com selesai membuka program Gempita Desa, di Pendopo Arya Wiraraja Selasa (06/10/2020).

Menurutnya masyarakat Lumajang ada identifikasi abai terhadap hal-hal yang berbentuk administrasi.

"Jadi ketika ditanya Badan Pusat Statistik (BPS) bilang tidak lulus SD, nah masyarakat tidak tahu bahwa kejar paket itu kesetaraanya sama dengan pendidikan formal SD, SMP, SMA. Hal itu kita selesaikan dulu data basenya,"jelasnya.

Untuk menuntaskan kejanggalan tersebut, nantinya survei dilakukan dengan menyertakan pertanyaan yang menyangkutkan kejar paket. "Nah itu, sehingga harapan kami data bisa singkron. Saya juga minta kepada dinas kependudukan, jika sudah melaksanakan kejar paket ubah Kartu Keluarganya,"paparnya.

Setelah pendataan selesai dilakukan, dia menjelaskan akan dapat memahami kejelasanya. "Baru berikutnya kita selesaikan mana yang yang betul-betul belum lulus SD/SMP/SMA kita ajak kejar paket,"kata Thoriq

Program gempita desa nantinya akan masuk pada kegiatan rutin masyarakat dari Arisan, Fatayat hingga Muslimatan. "2021 optimis IPM Lumajang naik,"pungkasnya. (oky/ls/red)

Editor : Redaksi

Upaya Perangi Narkoba

BNN Kabupaten Lumajang Rilis Hasil Kinerja Tahun 2024

Lumajang - Dalam Undang-Undang 35/2009 tentang Narkotika, negara memandatkan BNN sebagai leading sector penanganan permasalahan narkotika. Terkait dengan mandat tersebut, BNN berkewajiban mengkoordinasikan seluruh elemen bangsa dari berbagai sektor tanpa terkecuali untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan narkoba. Hal ini karena karakter permasalahan narkotika yang kompleks dan multidimensional, baik dimensi kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik dan keamanan. Upaya penanganannya juga harus dilakukan secara komprehensif, holistik-integratif dan berkelanjutan.