Waspada Corona

Lucu..! 2 Anggota Polres Lumajang Takut Jarum Suntik Ketika Vaksinasi

Penulis : lumajangsatu.com -
Lucu..! 2 Anggota Polres Lumajang Takut Jarum Suntik Ketika Vaksinasi
Takut Disuntik Vaksin, Anggota Polres Lumajang ini dipegangi rekannya.

Lumajang - Vaksin tahap ke dua telah dilaksanakan oleh Polres Lumajang sebanyak 275 orang, namun ada yang lucu saat penyuntikan vaksin berlangsung dua orang polisi takut jarum suntik yaitu salah satu anggota Sabhara dan Kasat Narkoba.

Biasanya seorang polisi tampak gagah dan berani dalam memberantas kejahatan namun tampak berbeda jika harus bertemu dengan jarum suntik, bahkan ketika vaksinasi berlangsung harus dipegangi oleh teman yang lainnya.

Kabag Sumda Polres Lumajang Kompol Khusnul Khotimah mengungkapkan bahwa target vaksin tahap kedua ada 400 namun yang sudah terlaksana ada 275 orang lantaran masih dalam keadaan dinas. Sedangkan bagi anggotanya takut divaksin lantaran dari mereka phobia jarum suntik sejak kecil.

Bagi anggota yang masih dinas di luar bisa mengikuti keesokan harinya di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. Disisi lain perwira polisi berpangkat Melati itu juga mengutarakan bahwa vaksinasi di Polres Lumajang menjadi percontohan bagi masyarakat umum agar tidak usah takut vaksin karena aman dan halal.

"Alhamdulillah berjalan lancar dan semoga para anggota dapat melaksanakan tugasnya dengan sehat walafiat" Kata Polwan berhijab itu. (ind/ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).