Masih Terus Dievaluasi

Guru Tuntas Divaksin, Dindik Lumajang Siap Terapkan Belajar Tatap Muka

Penulis : lumajangsatu.com -
Guru Tuntas Divaksin, Dindik Lumajang Siap Terapkan Belajar Tatap Muka
Agus Salim, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang

Lumajang - Kegaiatan belajar dan mengajar di Kabupaten Lumajang masih menerapkan online, guru sambang dan program sinau bareng (PSB). Setelah semua guru selesai di vaksin, maka akan dilakukan evaluasi daerah mana saja yang masuk zona kuning atau hijau.

Nantinya, kegiatan belajar dan mengajar bisa dilakukan tatap muka terbatas. Tatap muka terbatas dinaikan dari 25 persen PSB menjadi 50 persen. "Jadi bukan tatap muka normal, tapi masih terbatas," ujar Agus Salim Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Jum'at (19/03/2021).

Prinsip tatap muka terbatas tetap memperhatikan potensi persebaran covid 19 di sekolah. Wali murid dan sekolah bisa memilih proses belajar dan mengajar secara online, PSB atau tatap muka terbatas.

"Intinya, tatap muka terbatas kita kembalikan ke pihak sekolah, jika tidak dimungkinkan tatap muka, maka bisa menggunakan pembelajaran online," terangnya.

Saat ini, Dinas Kesehatan Lumajang terus melakukan vaksinasi dengan target pelayan publik termasuk guru. Lumajang juga sudah masuk zona kuning, dengan semakin sedikitnya angka konfirmasi covid dan pasien yang meninggal dan yang meninggal dunia.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).