Peringati Harjalu 767 Tahun

Warga Biting Gelar Kampoeng Loemadjang Djadoel Kota Raja Lamajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Warga Biting Gelar Kampoeng Loemadjang Djadoel Kota Raja Lamajang
Kampoeng Djadole di Perumahan Biting Kawasan Situs Biting Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono

Sukodono - Untuk mengenang sejarah terdahulunya, warga Dusun Biting RW 11 Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang mengadakan Loemadjang Jadoel yang bernuansa kerajaan jaman dulu. Kawasan Dusun Biting yang merupakan Kota Raja pada jaman kerajaan Lamadjang ini adalah bukti sejarah yang perlu kita lestarikan.

Sebab, Ibu Kota Lumajang yang sebenarnya bukanlah di Kota Lumajang, melainkan di Dusun Biting. "Jadi yang paling pas untuk dibuat Loemadjang Jadul itu ya di Dusun Biting ini," kata anggota DPRD Lumajang dari Partai Hanura Deddy Firmansyah dalam sambutannya, Minggu (25/12)

Sementara itu, Kepala Desa Kutorenon Faizal Rizal menyampaikan, kegiatan jadoel ini baru pertama kali dilaksanakan di Dusun Biting dan dihadiri oleh empat RT dengan satu RW.

"Mulai dari Rt 1,2,3,4 yang tegabung dalam satu Rw 11 yang hadir, kurang lebihnya ada 250 pengunjung," jelasnya.

Selain itu, lanjut Faizal, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan warganya yang mengambil tema Loemadjang Jadoel. Sebab, menurut dia, Dusun Biting ini adalah bagian penting sejarah kerajaan lumajang. Bahkan, bangunan perumahan yang berdiri ini dibawahnya terdapat sebuah bekas bangun benteng kerajaan lumajang jaman dulu.

"Tidak hanya itu, di sepanjang Sungai Menjangan ini ada juga bangunan bentengnya," urainya.

Seperti diketahui, Situs Biting merupakan situs arkeologis yang terletak di desa Kutorenon, Sukodono. Situs ini peninggalan dari kerajaan Lamajang dan tersebar di atas kawasan seluas sekitar 135 hektar. Bangunan yang paling mengesankan adalah bekas tembok benteng dengan dengan panjang 10 kilometer, lebar 6 meter dan tinggi 10 meter.

Kawasan Situs Biting adalah sebuah kawasan ibu kota kerajaan Lamajang Tigang Juru yang dipimpin Prabu Arya Wiraraja yang dikelilingi oleh benteng pertahanan dengan tebal 6 meter, tinggi 10 meter dan panjang 10 km.

Dari hasil penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 1982-1991, Kawasan Situs Biting memiliki luas 135 hektar yang mencakup 6 blok atau area yang merupakan blok keraton seluas 76,5 ha, blok Jeding 5 ha, blok Biting 10,5 ha, blok Randu 14,2 ha, blok Salak 16 ha, dan blok Duren 12,8 ha.

Dalam Babad Negara Kertagama, kawasan ini disebut Arnon dan dalam perkembangan pada abad ke-17 disebut Renong dan dewasa ini masuk dalam desa Kutorenon yang dalam cerita rakyat identik dengan “Ketonon” atau terbakar.(Yd/red)

Editor : Redaksi