Hikmah Kehidupan
Strategi Dakwah Di Era Milenial
Lumajang - Umat Islam dituntut untuk berdakwah pada seluruh umat manusia pada jalan Allah. Yaitu agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam, dakwah yang disampaikan pada umat Islam harus menggunakan metode dan strategi yang dapat diterima oleh objek dakwah dan menggunakan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi objek dakwah.
Apabila dakwah disampaikan dengan hikmah, yaitu dengan menggunakan strategi dan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi objek dakwah, maka dakwah akan berhasil, akan tetapi apabila dakwah tidak menggunakan strategi yang baik dan tidak menggunakan metode yang benar. Maka akan kontra produktif dan dakwah tidak membawa kebaikan, justru akan membawa keburukan. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi, Islam dan ajaran Islam tampak kurang baik, karena salah dalam cara menyajikannya dan salah dalam menyampaikannya, jika hal ini terjadi bukan membawa kebaikan kepada Islam dan umat Islam, justru membawa petaka besar pada Islam dan umat Islam.
Seorang dai dan organisasi yang bergerak di bidang dakwah Islam harus mampu menggunakan fasilitas dan instrumen serta media dakwah yang berkembang di era revolusi media komunikasi ini, misalnya YouTube, FB Tik tok, web dan lain sebagainya. Karena apabila para da'i dan organisasi dakwah islam mampu memanfaatkan media komunikasi di era milenial, maka Islam akan diterima oleh seluruh umat manusia di semua lapisan masyarakat. Islam bisa dihayati oleh mereka serta di diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian Islam menjadi we of life di seluruh umat manusia dan Islam akan membawa rahmat dan kedamaian seluruh umat manusia.
Maka karena itu, agar dakwah Islam sukses dan diterima baik oleh objek dakwah dituntut menggunakan metode dakwah sebagai berikut:
Pertama, dakwah disampaikan dengan redaksi dan diksi yang sesuai dengan objek dakwah, apabila berdakwah pada kalangan ilmuwan, maka dituntut menggunakan argumen yang kuat dan sistematis berdasarkan dalil-dalil Alquran dan hadis dan hasil penelitian serta analisis para ulama yang kredible dalam bidangnya, akan tetapi apabila berdakwah di masyarakat umum hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna oleh objek dakwah, sehingga materi dakwah mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
Dalam penggunaan redaksi dan diksi menggunakan bahasa-bahasa yang menyentuh hati, bahasa yang mendorong untuk tunduk dan patuh kepada Allah subhanahu wa ta'ala semata dan membuat mereka merasa cinta kepada ajaran Islam, yang hal ini mendorong mereka ingin melaksanakan Islam dengan konsisten.
Kedua, memanfaatkan media yang berkembang saat ini, misalnya Facebook, Instagram, Tiktok, hello, YouTube, web dan lain sebagainya. Karena semua media ini dapat mempermudah sampainya dakwah kepada objek dakwah atau pada masyarakat pada umumnya, karena di era milenial ini sebagian besar masyarakat di seluruh penjuru dunia banyak menggunakan media sosial. Maka ketika menyampaikan dakwah melalui media sosial maka mudah sampai kepada objek dakwah dan mudah diterima oleh objek dakwah, dalam penggunaan media dakwah yang canggih ini harus didukung oleh tenaga yang ahli di bidang IT, baik dari sisi kontennya maupun desainnya, agar pemirsa merasa senang dan mudah mencerna dakwah yang disampaikannya.
Ketiga, membuat silabi dan sistematika dakwah, agar mampu menyampaikan dakwah sesuai dengan urutan dalam skala prioritas, misalnya diawali dalam masalah tauhid, dengan menggunakan bahasa yang mudah difahmi dan argumen yang logis dan sistematis, kemudian masalah-masalah syariat, seperti thoharoh, shalat, puasa umroh dan haji dengan menggunakan bahasa yang sistematis dan sederhana serta didukung oleh dalil-dalil Alquran dan hadis.
Keempat, dalam penyampaian dakwah diperlukan memilih tema dan konten yang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang menjadi objek dakwah, misalnya ketika dakwah ditunjukkan pada para remaja, maka hendaknya mampu membuat tema dan konten sesuai dengan dunia remaja dan apabila dakwah fokusnya pada kalangan ilmuwan justru memilih konten-konten dan tema yang sesuai dengan kehidupan mereka.
Kelima, dalam membuat konten dan tema didesain dengan baik dan menarik, agar para netizen tertarik untuk menonton dan menyimak serta menjadi flowernya, sehingga dakwah-dakwah yang disampaikan diterima oleh objek dakwah, mereka memahami isi dakwah, menghayatinya dan mengamalkannya.
Apabiia dakwah Islam dilaksanakan dengan baik di era milenial ini, maka akan mempengaruhi perilaku masyarakat dengan cepat, karena karakter daripada media online cepat dan jangkauannya sangat luas. Maka karena itu hendaknya para dai perlu membuat lembaga khusus yang mampu menggunakan strategi dakwah di era milenial ini, agar dakwah Islam sampai kepada seluruh umat manusia di seluruh penjuru dunia. Wallahu a'lam bish shawab.(Red)
Penulis : KH. DR. Abdul Wadud Nafis, Pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Kutorenon-Lumajang
Editor : Redaksi