Wirausaha Kampus Merdeka

STKIP PGRI Lumajang Raih Peringkat ke-3 Produk dan Pitchdeck Terbaik

Penulis : lumajangsatu.com -
STKIP PGRI Lumajang Raih Peringkat ke-3 Produk dan Pitchdeck Terbaik
Mahasiswa PGRI Lumajang berhasil membawa penghargaan dikancah Nasional

Lumajang - STKIP PGRI Lumajang pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 telah mengirimkan 13 Mahasiswa dalam program MBKM Wirausaha Merdeka. Ada sekitar 13 Mahasiswa yang lolos pada program Wirausaha Merdeka Politeknik Negeri Jember angkatan ke dua, terdiri dari 6 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan 7 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi. 

Kegiatan Wirausaha Merdeka angkatan ke 2 ini telah berjalan selama 1 Semester penuh yaitu dari Bulan Agustus hingga Bulan September dengan akumulasi mata kuliah yang dikonvers sebanyak 20 SKS. Adapun peserta yang ikut yaitu Achmad Dani, ‘Afifah Muti’ah Rohma ‘Aini, Nur Yasinta, Putri Aprilia, Mukhammad Akhyan Sahlani, Aminatus Sahrofa, Devicha Raharjo, Qurrotul Ayun, Rizkyana Amaliya, Ameliya Rizky, Novi Rahmawati, Wahyu Ningtyas, dan David Tri Anggara.

Mereka telah melaksanakan seluruh rangkaian Wirausaha Merdeka dibawah naungan Mitra DUDI dari Rumah Kita Berdaya (RKB) dengan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Ibu Gati Ayu Likasari. Peserta ini berhasil mencuri perhatian dalam program Wirausaha Merdeka Angkatan ke 2, dengan produk inovasi yang mereka hasilkan yaitu Ice Ngemood 90’s yang merupakan bentuk inovasi dari es potong pada era tahun 90-an. 

Dalam program naungan kemendikbudristek ini, produk es krim khas tahun 90-an buatan tim STKIP PGRI Lumajang berhasil memukau para juri hingga masuk pada kategori 20 besar produk terbaik. Diantara lebih dari 50 produk ciptaan yang dihasilkan oleh berbagai kelompok peserta Wirausaha Merdeka Politeknik Negeri Jember. 

 

Pada kegiatan Business Matching, para mahasiswa inu berhasil meraih dan membawa pulang sebuah penghargaan, mengharumkan nama baik Kampus di kancah Nasional dengan capaian penghargaan 5 (Lima) Besar pada urutan nomor 2 setelah tim dari Politeknik Negeri Jember.

Selain memperoleh penghargaan 5 besar produk terbaik, tim dari STKIP PGRI Lumajang ini juga berhasil menjual 150 pcs pada saat kegiatan Expo berlangsung, dan lebih dari 500 Pcs Ice berhasil terjual selama 1 Bulan (Adv/red).

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasienĀ  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.