Konsisten Majukan Pendidikan

Gus Rozi Pemuda Asal Rowokangkung Terpilih sebagai Pemuda Pelopor Lumajang Bidang Pendidikan

Penulis : -
Gus Rozi Pemuda Asal Rowokangkung Terpilih sebagai Pemuda Pelopor Lumajang Bidang Pendidikan
Pelantikan pemuda pelopor bidang pendidikan Kabupaten Lumajang

Lumajang - Gus Mochammad Fathurrozi, yang akrab disapa Gus Rozi, pemuda asal Rowongkangkung terpilih sebagai Pemuda Pelopor Kabupaten Lumajang dalam bidang pendidikan. Prestasi ini menambah daftar panjang kontribusinya dalam memperjuangkan pendidikan berkualitas di Indonesia, khususnya di wilayah Lumajang.

Gus Rozi, yang juga merupakan salah satu Pemuda Parlemen Indonesia, dikenal luas karena dedikasinya dalam memajukan pendidikan. Setelah terpilih sebagai Pemuda Pelopor, ia mengungkapkan rasa syukur dan komitmennya untuk terus berkontribusi bagi pendidikan anak bangsa.

"Saya merasa terhormat dan bersyukur atas kepercayaan yang diberikan. Ini menjadi motivasi tambahan bagi saya untuk terus bekerja keras demi pendidikan yang lebih baik," ujar Gus Rozi.

Dalam pandangannya, pendidikan adalah fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa. Ia menyoroti beberapa masalah krusial yang perlu segera diatasi, seperti kesenjangan akses pendidikan antara perkotaan dan pedesaan.

"Di banyak daerah terpencil, anak-anak masih kesulitan mendapatkan akses pendidikan yang layak. Ini adalah tantangan besar yang harus kita jawab bersama," tegasnya.

Gus Rozi juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru dan kurikulum. "Guru adalah pilar utama dalam proses pendidikan. Kita harus memastikan bahwa mereka mendapatkan pelatihan yang tepat dan kurikulum yang digunakan sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan tidak hanya tentang akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan keterampilan hidup," tambahnya.

Sebagai Pemuda Pelopor, Gus Rozi berkomitmen untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan merata. "Kerja sama dari semua pihak sangat penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang menyeluruh. Kita harus fokus pada pendidikan yang tidak hanya mengedepankan pengetahuan, tetapi juga membangun karakter dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan," ungkapnya.

Dengan semangat yang tinggi, Gus Rozi bertekad untuk terus memperjuangkan pendidikan yang lebih baik melalui berbagai program dan inisiatif. Ia berharap, langkah-langkah yang diambilnya dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk turut serta dalam membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa.

"Keberhasilan ini bukan hanya milik saya, tetapi milik kita semua yang peduli dengan pendidikan. Mari kita bersama-sama membawa perubahan positif bagi anak-anak kita," tutupnya dengan penuh optimisme.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.