Pemilik Berterima Kasih ke Polisi

Polisi Kembalikan Sapi Curian ke Pemilik di Desa Purworejo Lumajang

Penulis : -
Polisi Kembalikan Sapi Curian ke Pemilik di Desa Purworejo Lumajang
Kapolres Lumajang AKBP Zainur Rofik saat berjabatan tangan dengan pemilik sapi untuk akad pengembalian hewan ternaknya.

Lumajang - Suasana haru menyelimuti Dusun Sidorejo, Desa Purworejo, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang pada Rabu (13/11/2024). Pasalnya, dua ekor sapi milik Samsul Arifin (49) yang sempat dicuri, berhasil diketemukan oleh pihak kepolisian dan dikembalikan kepada pemiliknya.

Kapolres Lumajang, AKBP Mohammad Zainur Rofik, S.I.K secara langsung menyerahkan dua ekor sapi tersebut kepada pemiliknya. Penyerahan dilakukan di lokasi kejadian pencurian sebagai bentuk ketegasan pihak kepolisian dalam memberantas tindak kejahatan pencurian ternak di wilayah hukum Polres Lumajang.

"Kami mengapresiasi kesabaran Bapak Samsul Arifin. Berkat kerja keras tim Satreskrim Polres Lumajang, akhirnya pelaku berhasil ditangkap dan barang bukti berupa dua ekor sapi dapat dikembalikan kepada pemiliknya," ujar Kapolres Lumajang saat dikonfirmasi di lokasi.

Kejadian pencurian sapi ini terjadi pada Kamis, 31 Oktober 2024 sekitar pukul 02.30 WIB, dalam aksinya para pelaku berhasil membawa kabur dua ekor sapi.

Selanjutnya pada Rabu, 30 Oktober 2024, sekitar pukul 23.00 WIB, tim Resmob Polres Lumajang berhasil mengungkap kasus pencurian sapi yang meresahkan masyarakat. 

"Anggota kami yang sedang melakukan patroli mencurigai sebuah truk yang melintas di kawasan perkebunan tebu. Saat hendak dihentikan, truk tersebut malah berusaha kabur dan menabrak mobil patroli," ujar AKBP Rofik. 

Mengejar pelaku yang berusaha melarikan diri, polisi kemudian melakukan tembakan peringatan. Namun, para pelaku tetap tidak mengindahkan peringatan tersebut. 

Setelah berhasil menghentikan laju truk, para pelaku kabur ke dalam perkebunan tebu.

"Dalam pengejaran itu, satu pelaku berhasil ditangkap dan dilumpuhkan karena melawan petugas. Sementara lima pelaku lainnya masih dalam pengejaran," terangnya.

Samsul Arifin, pemilik sapi yang kehilangan hewan ternaknya, mengaku sangat bersyukur atas pengembalian sapi-sapinya. 

"Saya sangat berterima kasih kepada Polres Lumajang yang telah bekerja keras untuk mengungkap kasus ini dan mengembalikan sapi saya," ungkapnya (Ind/red).

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.