Peringati Hari Menanam Pohon Nasional

Masyarakat dan Indah Wahyuni Hijaukan Sumber Mata Air Klerek Gucialit-Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Masyarakat dan Indah Wahyuni Hijaukan Sumber Mata Air Klerek Gucialit-Lumajang
Penghijauan sumber mata air Klerek di Desa Gucialit Kabupaten Lumajang

Lumajang - Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), Pj. Bupati Lumajang, Indah Wahyuni melaksanakan penanaman bibit pohon bersama masyarakat di Sumber Mata Air Klerek, Desa Gucialit Kecamatan Gucialit, Jumat (6/12/2024) pagi. Dalam kesempatan tersebut, Indah Wahyuni menyampaikan, kegiatan penanaman pohon tersebut dapat dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Karena itu, ia berharap pohon-pohon yang ditanam tersebut nantinya dapat tumbuh subur dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang, utamanya bisa mengembalikan sumber mata air Klerek yang ada di Desa Gucialit.

"Keindahan dan kesuburan tanah di Lumajang harus kita pelihara bersama. Dengan menanam pohon di sekitar sumber mata air, kita telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya pelestariannya. Saya optimis dengan kerja sama yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan lestari untuk generasi mendatang," ungkapnya.

Berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2008, tanggal 28 November ditetapkan sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. Tujuannya untuk memberikan kesadaran dan kepedulian kepada masyarakat tentang pentingnya pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan melalui penanaman pohon.

Dengan begitu, kegiatan penanaman pohon yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Lingkungan Hidup merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap lingkungan, mengingat pohon juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelestarian sumber mata air.

"Kita tidak hanya menyelamatkan sumber mata air, tetapi juga berkontribusi dalam upaya mitigasi bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Selain itu, pohon juga dapat meningkatkan kualitas udara dan memperbaiki kondisi tanah," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang, Hertutik melaporkan, peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia Tahun 2024 di Kabupaten Lumajang mengambil jargon “Tanam Pohon, Selamatkan Bumi".

"Tujuan penanaman pohon ini untuk mengembalikan fungsi dan keberadaan sumber mata air Klerek Desa Gucialit Kecamatan Gucialit yang beberapa diantaranya hilang atau rusak, serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif menjaga sumber mata air Klerek," jelasnya.

Peringatan HMPI di Kabupaten Lumajang melaksanakan penanaman bibit pohon dengan jumlah 850 bibit pohon. Adapun bibit pohon yang ditanam antara lain, 500 bibit pohon bambu, 50 bibit pohon trembesi, 50 bibit pohon sukun, dan 50 bibit pohon matoa, serta 200 bibit pohon damar.(Kom/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.