Dihadiri Semua Pengurus

MWC Sukodono Lumajang Peringati Harlah NU ke-102 Tahun

Penulis : lumajangsatu.com -
MWC Sukodono Lumajang Peringati Harlah NU ke-102 Tahun
Peringatan Harlah NU ke-102 Tahun

Lumajang - Dalam Menyambut Harlah Nahdhatul ulama yang ke 102 MWC NU SUKODONO dengan Banom" NU Sukodono Menggelar acara Harlah Nahdhatul ulama dengan teman "BEKERJA BERSAMA UMAT INDONESIA MASLAHAT". Acara tersebut berlangsung di Kantor MWC NU Sukodono Lumajang , Minggu (02/02/2025).

Kegiatan Harlah melibatkan Banom dan Lembaga NU (Ansor, Banser, Fatayat, muslimat, IPNU-IPPNU) dihadiri oleh ketua MWC NU Sukodono (ust Abdul Ghofur), Kepala Kecamatan Sukodono(Bpk Dian Wisudah ) DPRD Provinsi (Eko Wahyudi) juga Kh. As'ad Malik Qurtubi selaku mustasar MWC NU Sukodono serta penceramah dalam acara Harlah tersebut.

Acara diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu kebangsaan, yahlal wahton, sambutan ketua panitia, sambutan camat Sukodono, Ketua MWC NU Sukodono ceramah agama serta penutup.

Ust Sentot selaku ketua panitia, Bpk Diah nur wisudah selaku kepala kecamatan Sukodono dan ust Abdul Ghofur sebagai ketua MWC NU kecamatan sukodono.

Ketua Panitia ,Ust Sentot menyampiakan tema yang di ambil dalam harlah Nahdhatul ulama kecamatan sukodono dengan teman ”BEKERJA BERSAMA UMMAT UNTUK INDONESIA MASLAHAT” ini adalah tema yang selaras dengan yang di angkat oleh PBNU dimana hari ini PBNU mengharapkan kita ke depan untuk bekerjasama dengan ummat untuk menuju Indonesia Maslahat ”ujar Ust Sentot.

Kepala Kecamatan Sukodono, menyampaikan terimakasih atas semangat para kiai yang telah menjaga organisasi Nahdhatul ulama khususnya Yang ada di kecamatan Sukodono, beliu berharap kecamatan Sukodono menjadi barometer kaderisasi dan semangat juang yang ada di kabupaten Lumajang Karna banyak kader pelopor dalam kemajuan kabupaten Lumajang,” jelas Diah wisudah.

Ketua MWC NU Sukodono, Ust Abdul Ghafur menyampaikan terima kasih atas semangat kader dan warga NU Sukodono yang telah berkenan untuk kontribusi dalam kesuksesan acara. Abdul Ghofur juga menyampaikan harapan kedepannya untuk mengundang kader" yang telah sukses dalam karir nya baik tingkat desa, kecamatan, kabupaten maupun provinsi seperti yang telah hadir di tengah-tengah kita DPRD provinsi dan paling terakhir Ghofur menyampaikan terkait tema harlah NU Sukodono bahwa tema ini adalah hasil riyadho muasis PBNU yang harus di selaraskan dari tingkat PBNU, PWNU, PCNU SE Indonesia " tegasUst Abdul Ghofur.

Kegiatan ini berjalan dengan khidmat dengan harapan dapat menjadi semangat awal baru di usia Nahdhatul ulama' yang sudah 102 karna semakin besar pohon tumbuh maka semakin besar pula angin yang menerjang.(Dad/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.