Nama : Naomi Nathanael
Mahasiswa Perlu Peka Menyikapi Kenaikan Harga Pokok Masyarakat
Surabaya - Kenaikan harga bahan pokok, termasuk bahan bakar minyak (BBM), merupakan isu yang kerap kali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. BBM adalah komponen vital yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga produksi barang dan jasa. Ketika harga BBM naik, efek domino yang dihasilkan bisa merambah ke berbagai sektor, mengakibatkan kenaikan biaya hidup secara keseluruhan. Dalam situasi seperti ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial sangatlah krusial. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki kepekaan atau pemahaman yang cukup dalam menyikapi fenomena ini.
Ketidakpekaan mahasiswa terhadap kenaikan harga BBM dapat berdampak pada minimnya partisipasi aktif mereka dalam diskusi dan aksi sosial. Mahasiswa seringkali dianggap sebagai "pengamat pasif" yang hanya mengikuti arus tanpa berusaha memahami atau mencari solusi. Padahal, dengan pengetahuan dan pemahaman yang memadai, mahasiswa bisa menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kepentingan masyarakat. Jika mahasiswa tidak peduli, siapa lagi yang akan berdiri di barisan depan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat?
Ketidakpekaan ini juga bisa diartikan sebagai ketidakpedulian terhadap masa depan sendiri. Kenaikan harga BBM bukan hanya isu sementara; ini adalah tantangan berkelanjutan yang memerlukan perhatian serius. Tanpa kepekaan dan aksi nyata dari mahasiswa, dampak jangka panjangnya bisa sangat merugikan, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa perlu:
1. Meningkatkan Kesadaran dan Pengetahuan : Mahasiswa harus aktif mencari informasi mengenai dampak kenaikan harga BBM terhadap perekonomian dan kehidupan sehari-hari. Diskusi di kelas, seminar, dan forum-forum diskusi publik bisa menjadi media yang efektif untuk meningkatkan pemahaman.
2. Terlibat dalam Aksi Sosial : Selain memahami masalah, mahasiswa juga harus terlibat dalam aksi nyata. Ini bisa berupa kampanye kesadaran, petisi, atau bahkan demonstrasi yang damai dan tertib. Mahasiswa juga bisa bekerja sama dengan organisasi masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mengadvokasi kebijakan yang lebih baik.
3. Mengembangkan Solusi Alternatif : Mahasiswa dari berbagai jurusan, seperti teknik, ekonomi, dan sosial politik, bisa berkolaborasi untuk mencari solusi alternatif. Misalnya, mengembangkan penelitian tentang energi terbarukan atau membuat rencana kebijakan yang lebih efisien dan pro-rakyat.
Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Dan Sikap Masyarakat
Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak dapat lepas dari bahan kebutuhan pokok, bahkan dapat dikatakan hidupnya tergantung dari terpenuhinya kebutuhan pokok tersebut.
Hal itu wajar karena dalam kehidupan sehari-hari masyarakat perlu mengonsumsi bahan kebutuhan pokok untuk memenuhi asupan gizi bagi tubuh, seperti protein, karbohidrat, mineral, dan kalsium.
Asupan itu bermanfaat bagi tubuh agar tetap dalam kondisi tidak kekurangan gizi. Untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut selain persediaan juga dipengaruhi faktor harga, yang berkaitan dengan daya beli masyarakat.
Ketika harga kebutuhan pokok itu naik cukup tinggi, sebagian besar warga pasti mengeluh, karena akan menambah beban anggaran rumah tangga sehari-hari. Kondisi itu juga akan menyedot anggaran untuk kebutuhan lain.
Untuk menyikapi kenaikan harga kebutuhan pokok, warga terpaksa melakukan langkah terobosan agar tetap dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Langkah itu di antaranya memperketat pengeluaran untuk kebutuhan lain dan mengurangi porsi belanja.
Sutila (46) warga Surabaya mengeluh akibat kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok, dirinya sekarang kesulitan mengatur ekonomi rumah tangganya.
Apalagi, saat ini bertepatan dengan tahun ajaran baru yang membutuhkan banyak biaya bagi keperluan sekolah anaknya.
"Semua bahan kebutuhan pokok naik mulai dari beras, daging sampai bawang merah. Oleh karena itu, saya harus memperketat pengeluaran anggaran," katanya.
Menurut dia, jika sebelum ada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, keluarga bisa mengonsumsi satu kilogram daging ayam dalam sepekan, sekarang hanya bisa membeli setengah kilogram.
"Itulah salah satu upaya saya menyikapi kenaikan harga kebutuhan pokok agar keluarga masih tetap dapat mengonsumsi daging ayam," katanya.
Rusmiyati (46) juga mengatakan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok sangat memberatkan karena terjadi menjelang bulan puasa.
"Biasanya satu bulan sebelum puasa saya membeli banyak bahan kebutuhan pokok untuk persediaan, karena konsumsi di bulan puasa pasti meningkat. Namun, sekarang tidak bisa lagi," katanya.
Sebagai Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya kami memandang bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam menghadapi isu-isu krusial seperti kenaikan harga BBM, Bahan Pokok Kebutuhan Masyarakat. Kami mendorong mahasiswa untuk menjadi pribadi yang kritis, peduli, dan proaktif dalam mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Pendidikan tidak hanya fokus pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter yang siap menghadapi tantangan global.
(Artikel By :Naomi Nathanael, NIM: 0106012110357)
Editor : Redaksi