Sukses gelar pelatihan

STKIP PGRI Lumajang Kembangkan Pembelajaran Biologi Kontekstual Melalui STEM-PjBL

Penulis : -
STKIP PGRI Lumajang Kembangkan Pembelajaran Biologi Kontekstual Melalui STEM-PjBL
Pelatihan dan Pendampingan Pembelajaran STEM-PjBL pada guru MGMP Biologi SMA Kabupaten Lumajang dengan menggunakan media pembelajaran edukit

Lumajng– Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) STKIP PGRI Lumajang menggelar pelatihan dan pendampingan penerapan model pembelajaran STEM-PjBL (Science, Technology, Engineering, Mathematics yang dipadukan dengan Project Based Learning) bagi guru Biologi SMA se-Kabupaten Lumajang. Kegiatan berlangsung di SMA Negeri 2 Lumajang, 19 September 2025.

 

Pelatihan meliputi penerapan media edukatif seperti biokomposter edukit dan aquaponik edukit dalam pembelajaran berbasis proyek. Guru juga mendapat pendampingan merancang perangkat ajar sekaligus praktik langsung membuat kompos dari bahan dapur serta merakit sistem aquaponik yang memadukan tanaman hidroponik dan budidaya ikan.

 

Program ini terlaksana melalui kerja sama STKIP PGRI Lumajang dengan MGMP Biologi SMA Kabupaten Lumajang serta dukungan hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan Kemendikbudristek. Peralatan biokomposter dan aquaponik edukit dihibahkan kepada MGMP untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran di sekolah.

 

Ketua MGMP Biologi SMA Lumajang, Ifa Mawaddah, M.Pd., menyebut pelatihan ini membantu guru memahami penerapan STEM-PjBL secara praktis.

“Selama ini banyak guru hanya mendengar konsepnya. Melalui kegiatan ini kami lebih paham dan siap mengimplementasikan di kelas,” ujarnya.

 

Menurut Ketua Tim PKM, Ana Rokhmawati, M.Pd., pelatihan dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru sekaligus mendorong siswa memecahkan masalah nyata secara kreatif. “STEM-PjBL mendorong pembelajaran kontekstual yang relevan dengan tantangan sehari-hari, termasuk isu ketahanan pangan,” jelasnya.

 

Kegiatan mendapat respons positif dari peserta. Luluk Wasiyanto, guru SMA Negeri 2 Lumajang, menilai materi yang diberikan memperkaya metode mengajar. “Banyak inspirasi baru untuk pembelajaran di luar kelas,” katanya.

 

Sementara salah satu guru SMA Negeri Tempeh menilai praktik aquaponik relevan dengan masalah pangan. “Model ini bisa langsung kami terapkan di sekolah sekaligus melatih siswa peduli lingkungan,” ujarnya.

 

Program ini melibatkan tiga mahasiswa STKIP PGRI Lumajang: Evrilia Elsa Harvina, Fita Dian Safitri, dan Inayatul Riski A. Melalui kegiatan ini, kampus berharap tercipta inovasi pembelajaran biologi yang kontekstual, mengurangi ketergantungan siswa pada gawai, dan meningkatkan motivasi belajar (Red).

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.