Prioritas bukan pelengkap

Pemulihan Psikologis Anak Pengungsi Semeru Jadi Prioritas TP PKK Lumajang

Penulis : -
Pemulihan Psikologis Anak Pengungsi Semeru Jadi Prioritas TP PKK Lumajang
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemulihan psikososial bagi kelompok rentan pascabencana.

Lumajang — Ketua TP PKK Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, menegaskan bahwa pemulihan psikologis bagi penyintas erupsi Gunung Semeru harus diposisikan sebagai prioritas utama dalam fase pemulihan bencana, bukan hanya pelengkap layanan darurat. Pernyataan tersebut disampaikan saat mendampingi kegiatan trauma healing di Posko Pengungsian SMPN 2 Pronojiwo, Sabtu (22/11/2025).

 

Dalam kesempatan itu, Dewi memberi perhatian khusus kepada anak-anak dan lansia—dua kelompok yang dinilai paling rentan mengalami tekanan mental dan emosional pascabencana. Ia menyebut, dampak psikologis seperti rasa kehilangan, syok, dan kecemasan sering kali tidak terlihat, namun memiliki pengaruh besar terhadap kondisi fisik maupun kemampuan warga beradaptasi di pengungsian.

 

> “Bencana bukan hanya merusak fisik, tetapi juga mengguncang mental. Anak-anak dan lansia membutuhkan perhatian khusus agar stabilitas emosinya kembali pulih. Kami ingin mereka merasa dipeluk, didengarkan, dan ditemani,” ujarnya.

 

Kegiatan trauma healing di posko pengungsian tersebut diisi dengan permainan, aktivitas ekspresif, gerakan tubuh, serta pendampingan psikososial guna mengurangi stres dan membantu penyintas kembali merasa aman. Dewi menilai kegiatan ini efektif dalam membangun optimisme serta memperkuat daya tahan mental, terutama bagi warga yang mengalami tekanan berat setelah erupsi.

 

Ia juga menekankan pentingnya konsistensi layanan psikososial. Menurutnya, upaya pemulihan yang menyentuh aspek mental akan membantu mempercepat adaptasi warga sekaligus mencegah dampak jangka panjang, seperti trauma mendalam atau kecemasan berkepanjangan, terutama pada anak-anak.

 

Pemkab Lumajang menegaskan bahwa layanan psikososial menjadi bagian integral dari pemulihan pascabencana Semeru. Pemerintah daerah juga memastikan bahwa indikator keselamatan warga tidak hanya dinilai dari pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga dari ketenangan batin dan ketahanan mental penyintas dalam menghadapi masa pemulihan (Red).

Editor : Redaksi