Pemerintah

Layanan Kesehatan Bergerak, Kabupaten Lumajang Kejar Waktu Pulihkan Warga Terdampak Semeru

Penulis : -
Layanan Kesehatan Bergerak, Kabupaten Lumajang Kejar Waktu Pulihkan Warga Terdampak Semeru
Data kesehatan

Lumajang — Di tengah kepungan debu vulkanik dan suasana darurat yang belum benar-benar reda, Pemerintah Kabupaten Lumajang terus berjibaku memastikan layanan kesehatan bagi warga terdampak erupsi Gunung Semeru berjalan tanpa henti. Setiap jam dihitung, setiap pasien menjadi prioritas.

 

Hingga Minggu (23/11/2025) pukul 13.00 WIB, data terakhir mencatat 305 warga terdampak telah mendapatkan layanan rawat jalan di fasilitas kesehatan yang disiagakan. Kelompok usia 15-60 tahun mendominasi jumlah pasien, dengan keluhan yang umum muncul pascaerupsi mulai dari ISPA, sakit kepala, sakit otot, gangguan pencernaan, iritasi kulit, hingga demam akibat paparan abu vulkanik.

 

Di sisi lain, tiga pasien dengan luka bakar berat masih menjalani perawatan intensif di RSD dr. Haryoto. Mereka ditangani dengan pengawasan ketat oleh tim medis yang bekerja siang dan malam.

 

“Pelayanan kesehatan bukan sekadar mengobati. Ini tentang memastikan warga tetap selamat, tenang, dan punya harapan untuk pulih,” tegas Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang, dr. Rosyidah.

 

Untuk menopang layanan tersebut, lima fasilitas kesehatan kini bersiaga penuh, terdiri atas:

 

Tiga puskesmas: Pronojiwo, Candipuro, dan Penanggal

Dua rumah sakit rujukan: RSU Pasirian dan RSD dr. Haryoto

Satu unit layanan kesehatan bergerak PSC, yang rutin mendatangi titik-titik terdampak dan wilayah yang sulit dijangkau.

 

Dengan pola penanganan berbasis data, terstruktur, dan bergerak cepat, pemerintah daerah memastikan bahwa setiap warga baik yang berada di posko pengungsian maupun desa terdampak tetap mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak.

 

Di tengah situasi yang masih tidak menentu, upaya ini menjadi jaring penyelamat bagi para penyintas Semeru, memastikan bahwa di balik debu, ketakutan, dan kehilangan harapan untuk pulih tetap menyala (Red).

 

-

Editor : Redaksi