Prosesi Harjalu
Zero Korban Jiwa di Tengah Erupsi, Harjalu 770 Jadi Simbol Ketangguhan Lumajang
Lumajang - Di tengah duka bangsa akibat rangkaian bencana alam yang melanda berbagai wilayah Indonesia, Prosesi Hari Jadi Lumajang ke-770 (Harjalu 770) tetap digelar dengan penuh kekhidmatan di Pendopo Arya Wiraraja, Senin (15/12/2025) Suasana peringatan tahun ini terasa berbeda lebih tenang, reflektif, dan sarat rasa syukur.
Bayang-bayang bencana masih menyelimuti negeri. Di Lumajang sendiri, erupsi Gunung Semeru pada 19 November lalu menjadi pengingat akan rapuhnya kehidupan di hadapan alam. Namun di balik itu, terselip rasa syukur mendalam atas keselamatan yang masih menyertai masyarakat Lumajang.
Dalam sambutannya, Bupati Lumajang Ir. Hj. Indah Amperawati, M.Si, yang akrab disapa Bunda Indah, menyampaikan pesan penuh makna tentang pentingnya refleksi dan evaluasi diri di tengah situasi kebangsaan yang penuh ujian.
“Di tengah bangsa yang sedang berduka karena bencana alam yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Lumajang dengan adanya erupsi Gunung Semeru pada 19 November lalu, hal ini menjadi momentum bagi kita semua untuk merenung dan mengevaluasi diri,” ujar Bunda Indah di hadapan para tamu undangan.
Bupati Indah menegaskan, di balik kecemasan dan kewaspadaan yang dirasakan masyarakat, terdapat anugerah besar yang patut disyukuri. Erupsi Gunung Semeru tahun ini tidak menimbulkan korban jiwa.
“Kita patut bersyukur karena erupsi yang terjadi tahun ini tidak menimbulkan korban jiwa, zero korban,” ungkapnya dengan nada penuh haru.
Menurut Bunda Indah, kondisi tersebut menjadi bukti bahwa upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana yang dilakukan selama ini berjalan efektif. Bahkan, langkah-langkah penanganan erupsi Semeru dinilai berhasil oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana semakin baik,” tambahnya.
Peringatan Harjalu 770 tahun ini mengusung tema “Lumajang Tumbuh Semakin Tangguh”, yang bukan sekadar slogan, melainkan cerminan keteguhan hati masyarakat Lumajang. Tema tersebut menjadi simbol semangat kebersamaan, daya lenting, dan komitmen untuk bangkit, meski dihadapkan pada tantangan alam dan dinamika zaman.
Di Pendopo Arya Wiraraja, doa, refleksi, dan harapan berpadu. Harjalu ke-770 menjadi penanda bahwa Lumajang tidak hanya bertambah usia, tetapi juga semakin matang dalam menyikapi cobaan, serta semakin kuat dalam melangkah menuju masa depan yang lebih aman, tangguh, dan berdaya (Red).
Editor : Redaksi