Folume Meningkat, PAD Pasir Kok Malah Turun...!!!

Penulis : lumajangsatu.com -
Folume Meningkat, PAD Pasir Kok Malah Turun...!!!
Mobil Truk Pasir Melintas Saat Hujan Deras
Lumajang- pedapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2012 dari sektor pajak bukan mineral dan logam hanya tercapai 2,5 Myliar dari target 5 Myliar, atau hanya tercapai 50 peren saja.
Menurut Suigsan, Ketua Komisi C DPRD, dari keseluruhan PAD yang ditergetkan Tahun 2012 bisa tercapai, yakni 85 Myliar. Ada yang melebihi target dan ada yang tidak sampai target.

"Yang tidak sampai PBB, dan pajak bukan Mneral dan logam," Ungkap Politisi golkar itu.Senin (07/01/2013).

sementara itu, Rohmaniyah Kepala DPKD Kabupaten Lumajang membenarkan bahwa PAD dari Pajak bukan logam dan mineral tidak bisa tercapai. Ia berdalih, minimnya stok pasir yang ada di Sungai, sehingga minim untuk bisa di tambang.

"Pasir kan rezeki dari tuhan ya, karena pasinya sedikit maka tidak bisa ditambang," ungkapnya.

Alasan kepala DPK tersebut namapkanya bertolak belakng dengan kenyataan yang ada. pasalnya, folume kendaraan pengangkut pasir yang keluar dari Lumajang setiap harinya tidak mengalami penurunan, malah semakin ramai.

Akan tetapi, banyaknya portal-portal liar membuat pemerintah tidak bisa menraik pajak dari pasir yang keluar dari lumajang. Oleh sebab itu, Komisi A DPRD mendesak pemrintah untuk bertindak tegas, dengan menertibakan portal-portal tak berijin.

"Setiap hari truk pasir banyak, kok bisa turun? portal-portal liar itu yang harus ditertibakan oleh pemerintah, biar kita tidak kehilangan PAD dari Pasir," Ucap Sugiatoko, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Lumajang.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Tag
Berada di Zona Rawan Bencana

Lumajang Perlu Penambahan Alat Pemantau Banjir dan Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru

Lumajang - Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengungkapkan bahwa penambahan alat pemantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru sangat penting untuk meningkatkan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di wilayah rawan bencana. Hal ini menyusul adanya kebutuhan mendesak di sejumlah wilayah yang berada di sepanjang jalur aliran lahar dingin Gunung Semeru.