Pemerintah Jangan Anggap Sampah Sebuah Musibah, Tapi....!!!!
Sampah bagian dari manusia dan masyarakat sehari-hari. AKibat sampah, manusia mudah sakit dan lingkungan bikin kotor serta rusuh. Sampah muncul dan ada, karena dari kebutuhan manusia dan masyarakat.
Sampah adalah materi sisa yang tidak dapat diproses. Sampah awalnya menjadi masalah yang membuat sulit manusia modern. Karena sampah kali ini bukan hanya organik, tetapi juga an-organik yang sulit diurai oleh bumi manusia.
Sampah oleh sebagian besar masyarakat adalah masalah. Bahkan, sampah bukan hanya mengotori rumah dan halaman rumah. Sampah juga mengotori sungai dan juga gunung. Seperti diketahui, berapa ton sampah akibat pendakian semeru. Tapi yang belum diketahui, sampah yang ada disungai akibat perilaku buruk manusia.
Kita sadar, sungai di Lumajang sangat penuh dengan sampah. Bahkan, sampah sudah jadi bagian biota kehidupan sungai. Sampah sudah menjadi masalahh bagi manusia sendiri dari peradabannya.
Bagi manusia yang kreatif, sampah dapat diolah menjadi bahan yang berguna lagi. Sampah (kotoran) dari hewan yang awalnya dibuang, kini menjadi pupuk organik. Hal demikian, sampah (limbah) pabrik, kini juga bisa diolah. Sampah yang masih bisa diolah dan diurai lagi, membuat manusia makin kreatif.
Kini di Lumajang sudah berdiri bank sampah yang sangat membantu bagi perekonomian sampah. Sampah mampu membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Sampah juga menjadi seni kreartif.
Menukil dari pernyatakaan, Ketua Forum Lumajang Sehat, Muhammad Hariyadi Eko Romadhon, sampah bukan musibah, tapi berkah. Dia yang aktif dalam mengatasi sampah untuk menjadikan lumajang sehat. "Bank sampah jadi solusi untuk lingkungan sehat dan bersih," ungkapnya.
Dia berharap keberadaan bank sampah mendapat perhatian dan pembinaan pemerintah. Sehingga, pembina bank sampah ada dari tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan dan desa. "Kalau perlu dibuat organisasi atau paguyuban," jelasnya.
Kini lumajang harus memperhatikan para pengiat sampah, seperti halnya di Kota Malang. Keberadaan bank sampah mampu menjadi mitra kerja dari dinas terkait. Sehingga sampah tidak jadi masalah dilingkungan masyarakat, baik gang, sungai, tempat umum, Perusahaan swasta dan kantor pemerintahan.
Sampah yang awalnya tidak bernilai kini mulai memiliki tempat. Bahkan, produk sampah yang diolah menjadi barang kreatif mampu masuk ke kawasan elite. Sampah bisa jadi rak tisu, rak pulpen dan tas kreatif. Itulah kreatifitas keberadaan bank sampah yang mampu menjadi manusia kreatifnya.
Jangan anggap remeh orang yang bergelut dengan sampah, kita bisa melihat di Surabaya. Sebuah pasar sampah yang dikenal dengan Pasar Loak, para pelakunya mampu menjadi orang ber-ekonomi tinggi. Banyak gelar haji dari orang yang menjual belikan sampah. Jadi jangan merendahkan sampah, karena sampah bagian proses peradaban manusia yang sudah dinaaskan oleh Allah SWT.
Lumajang yang baru mendapatkan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD), sudah kewajiban untuk peduli dengan sampah. Adipura, Adiwiyata, Kalpataru sudah didapat dengan berbagai penghargaan soal kebersihan dan kesehatan. Sampah bukan musibah, tapi berkah. Mari kita sadar lingkungan tanpa membuang sampah sembarangan.(ls/red)
Editor : Redaksi