Kemarau Panjang, Salak Pondoh Pronojiwo Mengering dan Petani Gagal Panen

Penulis : lumajangsatu.com -
Kemarau Panjang, Salak Pondoh Pronojiwo Mengering dan Petani Gagal Panen

Lumajang (lumajangsatu.com) - Musim kemarau panjang membuat banyak sumber mata air mati dan ladang milik petani gagal panen. Hal itu yang juga terjadi di Pronojiwo, para petani Salak Pondoh gagal panen karena kebun salak kekurangan air bahkan banyak yang mati.

"Musim kemarau sekarang lama sekali mas, banyak pohon salak yang mengering dan mati," ujar Damanhuri salah seoerang warga Pronojiwo kepada lumajangsatu.com, Senin (09/11/2015).

Lokasi kebun salak yang jauh dari sumber mata air membuat para petani kesulitan untuk mengairi ladanganya. Petani akhirnya pasarah melihat salak-salak yang sudah rutin panen setai bulan hanya berbuah kecil dan tidak bisa dimakan.

"Ada yang berbuah mas namun tidak bisa dimakan karena sangat kecil, ada lagi yang sudah pohon salak yang sudah berumur 6 tahun mengering dan mati, terpaksa para petani harus menanam lagi dan harus menunggu 3 tahun untuk bisa panen salak lagi," jelasnya.

Warga Pronojiwo sejak hari Jum'at mulai berpuasa untuk kemudian hari Selasa (10/11) akan melakukan sholat istisqa untuk meminta hujan kepada Allah. "Kami dari MWC NU Pronojiwo sudah berpuasa sejak hari Jum'at mas, nanti kita akan melakukan sholat Istisqa hari Selasa di lapangan desa Oro-oro Ombo," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).