Ada ISIS di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Ada ISIS di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com) - Jika anda berkunjung ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) di Jl. Ahmad Yani memasuki ruang tamu, jangan kaget ada bungkusan bertulisan ISIS. Itu bukan Bungkusan yang berbahaya seperti yang di telivisi soal aksi teror di Timur Tengah adanya Gerombolan ISIS.

Ternyata, ISIS yang dibungkus dan dimasukan dalam frezzer itulah adalah sebuah Produk olahan perikanan yang berbentuk abon. Bukan bentuk mesiu hitam.

"Ini ISIS yang bikin lahap makan dan perut kenyang," kata Hari Dian Wijaya, staf DKP.

Menurut dia, bungkusan ISIS dipajang di ruang tamu, agar diketahui bagi pengunung dan tamu soal produk yang dihasilkan para peternak ikan binaan DKP. ISIS sudah populer dikalangan pencinta makanan di Lumajang dan Luar kota.

"Kita pajang, lantaran Produk berlabel ISIS ini dijual secara online oleh pembuatnya dari Desa Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto seorang PPL Pertanian bernama Ida, dia untuk memenuhi permintaan kewalaha, lantaran abonya lezat," ungkap Hari.

Abon ISIS buatan orang Lumajang ini sudah menjadi makanan para pecinta olahan ikan. Sehingga, pasarnya sudah menembus luar kota dan permintaan terus meningkat. (ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).