Baru 60 Persen Cabor yang Setor Nama Atlet dan Mencetak Piagam Prestasi Piala KONI 2015

Penulis : lumajangsatu.com -
Baru 60 Persen Cabor yang Setor Nama Atlet dan Mencetak Piagam Prestasi Piala KONI 2015

Lumajang(lumajangsatu.com) - Ratusan piagam penghargaan bagi atlet berprestasi di Piala KONI 2015 lalu masih menumpuk di Kantor Komite Olah Raga Nasional Lumajang di Stadion Semeru. Pasalnya, sejumlah pengurus cabor belum mengumpulkan nama atlet berpretasi dan juga ada yang belum mengambil piagam yang sudah dikerjakan oleh sekretariatan KONI.

Ketua II KONI LUmajang, Edi Sujarwo mengaku belum diambilnya dikarenakan belum ada yang masuk nama atlet yang juara di Piala KONI kemarin. Selain itu, dari 21 Cabor yang mengadakan piala KONI baru 60 persen Piagam yang selesai dikerjakan dan diambil oleh pengurusnya.

"Kita terus kontak, karena piagam ini sangat penting bagi atlet muda kita," ungkap purnawirawan Polri itu.

Sementara, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi, Sukma Andi mengaku pihaknya terus menunggu, sedangkan informasi untuk piagam segera dicetak di KONI sudah disampaikan ke pengurus Cabor. "Ya kita berharap partisipatif Cabor untuk mengurus, karena staf sekretariatan stand by terus," ungkapnya.

Pagelaran Piala KONI 2015 sudah berakhir pada awal Bulan Nopember lalu. Namun, soal piagam untuk atlet berprestasi yang ditanda tangani oleh Pak Bupati belum ada yang menyetorkan nama atlet.

"Kita akan terus hubungi, karena ada juga yang mengumpulkan nama dan piagam sudah dicetak, tapi belum diambil," terang pria yang aktif di Basket itu.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).