Sabtu Besok, Seniman Jharan Kencak Apel Besar dan Parade dari Alun-alun Ke Stadion Semeru

Penulis : lumajangsatu.com -
Sabtu Besok, Seniman Jharan Kencak Apel Besar dan Parade dari Alun-alun Ke Stadion Semeru

Lumajang(lumajangsatu.com) - Kesenian Jharan Kencak adalah identitas kebudayaan masyarakat Lumajang. Di Pekan Budaya Lumajang, Kesenian khas ini akan mengelar apel besar di Alun-alun Kota dan parade menuju Stadion Semeru.

Bahkan, Jelang Hari Jadi Lumajang ke 760 tahun, Paguyuban Jharan Kencak akan menampilkan sejumlah atraksi terbaik. Karena, Jaran kencak yang dihasilkan para seniman ini bisa menari sesuai irama gamelan khas jawa.

"Besok, Semua anggota Paguyuban Jharan Kencak akan menunjukan kebolehannya ke masyarakat Lumajang," ujar Gawat Sudarmanto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lumajang.

Bagi dia, Jaran kencak sebuah kesenian hasil akulturasi masyarakat Jawa-Madura dan  Hindu-Islam. Karena ornamen dari berbagai pernak-perniknya mewakili dua kebudayaan besar yang mewarnai Indonesia. "Siapa lagi yang mau melestarikan kalau bukan masyarakat Lumajang, kita sebagai pemerintah hanya mampu membina," ungkapnya.

Kesenian Jharan Kencak sudah menjadi kebudayaan masyarakat Lumajang bagi yang menikahkan dan mengkhitan anaknya. Bahkan, kesenian ini mampu mewakili begitu heterogenya masyarakat Lumajang dan mengahasilkan seni hasil kesepakatan bersama.

"Jharan kencak begitu populer di kawasan Kaki Gunung Semeru-Bromo dan Lemongan, ini terbukti terekam di jejak foto kolonial," terang Gawat.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).