Usai Jaran Kencak, Kemenbud RI Tantang Lumajang Daftarkan Tari Kopyah Sebagai Intangible Cultural He

Penulis : lumajangsatu.com -
Usai Jaran Kencak, Kemenbud RI Tantang Lumajang Daftarkan Tari Kopyah Sebagai Intangible Cultural He

Lumajang(lumajangsatu.com) - Selain Jaran Kencak, Kementerian Kebudayaan berharap juga mendaftarkan Tari Kopyah sebagai sebagai warisan budaya bukan benda atau Intangible Cultural Heritage. Pasalnya, dalam anugerah budaya ditahun 2013 lalu, tari kopyah menyabet penghargaan sebagai penyaji terbaik.

"Kita juga diminta untuk mengajukan tarik kopyah sebagai warisan budaya Indonesia dari Lumajang," kata Plt Deni Rohman dikantornya,Senin(01/02) siang.

Hal ini tari kopyah dinilai memiliki keunikan dan keahlian si penari dalam memainkan sebuah alat penutup kepala. Selain itu, kopyah hitam yang dimainkan oleh pelaku seni adalah identik dengan Bung Karno.

"Ini juga sedang siapkan oleh Paguyuban Kesenian Jaran Kencak, dan mas A'ak siap untuk membuat proposalnya bersama Disbudpar," tegas Deni.

Tari kopyah di Lumajang bukan sebarang tarian karena, kopyah hitam kecil hingga tinggi mampu menjadi sebuah kesenian berdaya pikat tinggi.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).