Pengembangan Wisata B-29 Terus Dilakukan, Sekda Sayangkan Tukang Ojeknya

Penulis : lumajangsatu.com -
Pengembangan Wisata B-29 Terus Dilakukan, Sekda Sayangkan Tukang Ojeknya

Lumajang(lumajangsatu.com) - Sekda Lumajang, Masudi pengembangan wisata Desa Argosari Kecamatan Senduro yang dikenal dengan sebutan "Negeri Diatas Awan" dan Puncak B-29 terus jadi pemikirannya. Terutama soal ojek yang dikeluhkan pengujung.

"Ojek disana tidak boleh ada kelompok-kelompokan, ini bukan memperbaiki citra, tapi bisa menghambat pembangunan dan pengembanagn di B-29," Masudi.

Ojek di B-29 perlu ada pembinaan dan dijadikan satu kelompok. Karena, banyak wisatawan yang mengelu dan dilaporkan ke dirinya.

"Saya akan minta Dishub untuk memberikan pembinaan bekerjasama dengan kepolisian," terangnya.

Ditahun 2016 ini, Pemkab Lumajang menganggarkan milyaran rupiah untuk pengembangan dan pengenalan Wisata B-29. Perbaikan infrastruktur jadi fokus utama, saluran air, penerangan dan telekomunikasi.

"Selain itu, pembinaan pada masyarakatnya disektor pertanian, kesehatan dan wisata," paparnya.

Hal ini disebabkan, Obyek Wisata B-29 sudah dikenal oleh masyarakat luar untuk datang ke Lumajang. "Ini tantangan bagi Lumajang, sebelum obyek wisata lainya melejit," jelas Masudi.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).