3 Atlet Junior Lumajang Terbaik dan Juara 2 di Mahameru Taekwondo Open Tournamet

Penulis : lumajangsatu.com -
3 Atlet Junior Lumajang Terbaik dan Juara 2 di Mahameru Taekwondo Open Tournamet

Lumajang(lumajangsatu.com) - Kontingen UTI Pro Lumajang mendapar pelajar berharga sebagai tuan rumah dalam Mahameru Taekwondo Open Tournamet 2016 di GOR Wira Bhakti, kemarin. Lumajang kalah bersaing dengan kontigen asal Universitas Airlangga-Surabaya.

Kontingen Unair menjadi pengumpul mendali terbanyak, 9 Emas, 12 Perak dan 8 Perunggu. Sementara Lumajang hanya finis dinomor dua dengan perolehan 7 emas, 15 Perak dan 13 perunggu.

"Kita harus banyak belajar dan mengasah kemampuan atlet," ujar Dodik Irwanto salah satu pengiat UTI Pro di Lumajang.

Bagi dia, kesempatan turunya atlet muda UTI Pro Lumajang dieven Jawa-Bali adalah bekal utama. Sehingga, nantinya akan belajar dan latihan kembali baik mengasah teknik, fisik dan mental. "Kita memang kalah jauh dengan Unair, meski di Surbaya tahun 2015 kemarin Lumajang juara umum," ungkap Dodo, sapaan akrabnya.

Dari Pagelaran Mahameru Taekwondo, 3 Atlet Lumajang menjadi atlet terbaik, Nila Putu Natalia Weda Yati terbaik Junior Putri, Muhammad Yusuf terbaik Junior Putra dan Vicentius Ki  Yogga atlet terbaik Pra Junior Putra.

"Atlet Unair masih menjadi kekuatan di Jawa Timur untuk UTI-Pro, karena slalu menjadi pesaing Lumajang dieven-even resmi," paparnya.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).