Lahar Dingin Semeru Lumpuhkan Jalur Alternatif 2 Kecamatan

Penulis : lumajangsatu.com -
Lahar Dingin Semeru Lumpuhkan Jalur Alternatif 2 Kecamatan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Gunung Semeru kembali diguyur hujan seharian mengakibatkan lahar dingin memutus jalur alternatif 2 kecamatan, yakni Kecamatan Pasrujambe dengan Kecamatan Candipuro Lumajang, Rabu (24/02/16).

"Disini kecamatan pasrujambe mas, kalau yang disana itu kecamatan candipuro," ungkap Tuban salah satu warga sembari menunjukkan seberang sungai besuk sat yang dilanda lahar dingin semeru.

Sejumlah hendak menyebrang pun harus mengurungkan niatnya lantaran besarnya debit air lahar dari puncak gunung api tertinggi dipulau jawa itu.

Tidak hanya air bercampur pasir dan lumpur, namun sesekali bebatuan berukuran besarpun ikut terhanyut akibat derasnya lahar yang terjadi.

Menurut warga setempat, jalur alternatif tersebut baru bisa dilalui jika banjir lahar dingin surut, dan diperkirakan besok pagi baru surut.

"Kalau sore nanti tidak hujan lagi, besok pagi sudah bisa dilalui mas, tapi kalau nanti hujan lagi ya alamat sampai besok tetap tidak bisa lewat," tambah Tuban.

Akibatnya, warga pun harus memutar balik untuk melintasi jembatan layang yang jaraknya agak jauh dari jalur alternatif ini. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).