Tak Lagi Elok, Danau Ranupani Terus Mengalami Pendangkalan

Penulis : lumajangsatu.com -
Tak Lagi Elok, Danau Ranupani Terus Mengalami Pendangkalan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Danau Ranupani di Desa Ranupani Kecamatan Senduro Lumajang kini tak seelok dulu saat dipandang mata, danau yang memiliki luasan sekitar 5-6 hektar itu terus mengalami penyempitan dan pendangkalan akibat hujan lebat yang membawa lumpur lahan pertanian warga ke dalam danau.

"Dulu sampai sini mas, sekarang bisa dilihat sendiri kan danaunya sudah mulai ditumbuhi tumbuhan liar," ungkap Ima Rohimawati, salah satu warga setempat saat ditanya lumajangsatu.com, Kamis (24/02/16).

Lebih lanjut, Ima sapan akrab ibu rumah tangga itu menjelasakan jika danau tersebut tidak hanya mengalami pendangkalan, namun sejumlah sampah plastik juga banyak ditemukan di dasar danau, bahkan air danau pun kini mulai berubah warna menjadi kungin kecoklatan.

"Airnya berubah warna itu mungkin karena banyaknya lumpur mas," tambahnya.

Sementara pihak Tanam Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menduga jika pendangkalan danau tersebut di akibatkan oleh gerusan air hujan terhadap sejumlah lahan pertanian milik warga.

"Kalau hujan deras, tanah di lahan pertanian warga yang berbukit itu akan tergerus mas, sehingga air bercampur lumpur menumpuk ke tengah danau," ujar Ahmat Susdjoto, Kepala Bidang Wilayah II TNBTS.

Ia, ahmat Susdjoto bersama TNBTS berencana akan segera melakukan normalisasi danau. Yang rencananya akan membuat tanggul penahan lumpur agar tidak masuk dan mendangkali danau Ranupani tersebut. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).