IPSI Lumajang Gelar Penataran Pelatih, Wasit dan Juri Untuk Peningatan SDM

Penulis : lumajangsatu.com -
IPSI Lumajang Gelar Penataran Pelatih, Wasit dan Juri Untuk Peningatan SDM

Lumajang(lumajangsatu.com) - Ikatan Pecak Silat Indonesia (IPSI) Lumajang mengelar penataran pelatih, wasit dan juri untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga, nantinya atlet Lumajang mampu berbicara dilevel Jawa Timur dan Nasional.

"Kita ingin pelatih, wasit dan juri, bisa membawa kualitas pertandingan lebih bagus lagi," ungkap Agus Samian, Sekretaris IPSI Lumajang di Hotel Agung, Sabtu(04/03).

Menurut dia, Lumajang banyak perguruan silat yang tumbuh, bahkan atletnya mencapai ribuan yang tersebar di 21 kecamatan. Bahkan, masing-masing perguruan juga aktif mengadakan even internal.

"Jika pelatih, wasit dan juri, dimasing-masing perguruan memiliki kualitas yang bagus, nantinya atletnya akan bagus," terangnya.

Ketua KONI Lumajang, Ngateman mengaku sangat senang ada perbaikan kedalam di cabang olah raga pencak silat. IPSI selaku pembina harus melakukan perbaikan kedalam, agar nantinya muncul atlet muda berprestasi.

"Pembinaan harus jadi fokus cabor, IPSI sudah bergerak, apalagi PORPROV 4 Tahunan, jadi kita memiliki persiapan yang maksimal," jelasnya.(ls/red)

 

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).