Ngatima Janda 5 Anak Bertahan Jualan Gorengan di BNI Saat Alun-Alun Disterilkan dari PKL
Lumajang(lumajangsatu.com) - Sangat memprihatinkan, Ngatima (58) Seorang janda yg sudah mempunyai lima anak harus menggantikan usaha jualan gorengan yang dilakukan almarhum suaminya di sekitar Timur alun-alun lumajang utara kantor Bank Niaga Indonesia (BNI).
Untuk kelangsungan hidup, Ngatima warga, Legenan Jl. Ciliwung ini, mengambil keuntungan dari hasil jualan kopi dan tahu goreng, pisang goreng, menjes dan ote-ote. Meskipun penghasilanya sedikit, dia masih tetap bertahan berjualan, karena sudah menjadi tulang punggung keluarga.
Usahanya dulu pernah hampir gulung tikar, Akibat penertiban PKL dulu yg pernah di lakukan pemerintah Lumajang. "sekarang sepi pelanggan, mungkin karena sangat minimnya pedagang kali lima. oleh sebab itu pengunjung sulit untuk mampir ke warung-warung karena tidak banyak pilihan warung," jelas perempuan yang tua renta itu.
Dengan suara yg sangat melas sambil bercucuran air mata, mengeluh ke lumajangsatu.com, saat harus bertahan hidup saat pengusuran PKL dan Alun-alun dilarang untuk jualan.. "saiki aku mek iso pasrah, pemerintah ndak ngobrak-ngobrak ndek kene.polae iki siji-sijine golek sandang pangan," ungkap Ngatima umur 58 tahun pemilik warung)".
Namun pedagang lain, Hatep (41) pemilik warung roti bakatr, mengaku penghasilan yg sangat sedikit pula, ketika kawasan alun-alun sepi dari hiburan. Bapak dari dua anak kesulitan dalam membiayai anaknya. "Jualan sepi, alias kembang kempis, karena pertama masih duduk di bangku SMA dan yang kedua di bangku SD," paparnya.
Sambil melayani pelanggan Hatep mengeluh dirinya yang cuma orang kecil. Jikan harus mengontrak tempat jualan, bila dilarang di kaki Lima buat modal tak cukup. "Pokoknya, kalau gak PKL, keluarga gak bisa makan dan nyekolahkan anak," Ungkap ujar pria yang memiliki 2 anak iti.
Dua pedagang di timur Alun-alun kawasan pertigaan BNI siap pindah jika pemintah mengeluar kebijakan untuk tidak berjual di sekitar alun-alun. Namun para PKL, berharapan pemerintah memberikan tempat yang layak dan strategis,agar tidak repot membawa pulang barang dan alat daganan mereka. (sgk/red)
Editor : Redaksi