Meski Masih Deras, Warga Nekat Nyebrang Aliran Lahar Semeru

Penulis : lumajangsatu.com -
Meski Masih Deras, Warga Nekat Nyebrang Aliran Lahar Semeru

Lumajang(lumajangsatu.com)- Meski kondisi air di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) masih cukup tinggi Seperti di Sungai Besuk Sat dan Sungai Rejali Pasirian, namun sejumlah warga di sekitar sungai terpantau silih berganti melintasinya karena jika harus melewati jembatan penyebrangan warga harus memutar arah sejauh 2 kilo meter, Sabtu (09/04/16).

"saya mau ke kajaran pak, kalau lewat jembatan lumayan jauh dan kita harus sekitar 2 kilometer," ungkap Mistoyo, salah satu warga saat dikonfirmasi.

Lebih lanjut ia menjelaskan, jika melintas di tengah arus deras banjir ini merupakan hal yang biasa dilakukan untuk bisa segera sampai ditempat tujuan dalam waktu singkat. "Tidak takut pak karena sudah biasa," tambahnya.

Tidak jarang sejumlah sepeda motor warga yang melintas mati alias mogok saat berada di tengah sungai karena terendam air, bahkan ada pula yang harus di seret menggunakan sepeda motor lain jika yang mogok itu tengah membawa rumput.

Diketahui, dalam sepekan terakhir telah terjadi beberapa kali banjir lahar hujan dari puncak Gunung Semeru akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut beberapa jam. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).