Wisman Asal New Zealand Penasaran Sensasi Air Terjun Tumpak Sewu Rela Nginap di Home Stay

Penulis : lumajangsatu.com -
Wisman Asal New Zealand  Penasaran Sensasi Air Terjun Tumpak Sewu Rela Nginap di Home Stay

Pronojiwo(lumajangsatu.com) - Penasaran dengan keindahan dari Air Terjun Tumpak Sewu di Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo, wisatawan asal New Zealand rela jauh-jauh untuk datang. Dengan ditemani warga Indonesia asal Ngawi, Alex usai melihat pemadangan alam air terjun seperti di film Avatar kemudian menginap di Home stay warga.

"Datangnya agak sore, jadi dia mau menginap dulu dan akan melihat Tumpak Sewu pada pagi hari," ujar Fendi salah satu pramuwisata Tumpak Sewu.

Alex tak menyangka dengan air terjun yang langsung keluar dari sumber mata air. Karena, air terjun ada dialiran sungai pengunung, bukan langsung dari mata air.

"Dia sebenarnya mau mendaki Semeru, karena ramai dimemilih datang dulu ke Tumpak Sewu," jelasnya.

Alex menginap di Home Stay Cak Dwi yang sebelumnya pernah ikut pelatihan kepariwisataan. Untuk semalam Home Stay dikenakan biaya untuk sewa kamar dan makan sebesar Rp. 75 ribu.

"Alhamdulilah, sekarang banyak wisatawan yang tanya soal Home Stay, karena Pronojiwo kaya dengan destinasi wisata alamnya," ungkap pria yang sebelumnya bekerja sebagai petani Salak itu.(ls/red)

 

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).