Peserta dan Penonton Seleksi PSILKeluhkan Rumput Stadion Semeru Tebal dan Belum Dipotong

Penulis : lumajangsatu.com -
Peserta dan Penonton Seleksi PSILKeluhkan Rumput Stadion Semeru Tebal dan Belum Dipotong

Lumajang(lumajangsatu.com) - Tebalnya rumput lapangan sepak Bola Stadion Semeru Lumajang di seleksi perdana PSIL, Jum'at(13/05) sore. Ternyata, dikeluhkan sejumlah pemain dan isan sepak bola Lumajang.

Pasalnya, tebalnya rumput stadion Semeru yang direnovasi memamkan dana ratusan juta itu. Oleh para peserta seleksi PSIL dinilai tidak bisa memaksimalkan kemampuan dilapangan.

"Rumputnya tebal mas," ujar Arif salah satu peserta seleksi PSIL.

"Tek Kandele rumpute, nyepak bal sampek sooro," jelas Pur peserta seleksi PSIL lainya.

Jika dilihat dari atas tribun, rumput lapangan Stadion Semeru terlihat ijo royo-royo dan tipis. Namun, jika sudah dipinggir lapangan dan ketengah, tebalnya rumput mencapai lebih dari 10 cm, hingga menutup sepatu dan mata kaki.

"Ate enak didellok piye, lek rumputan lapangane kandel," ujar Samsul, salah seorang penonton seleksi PSIL.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.