Pasrujambe Jadi Salah Satu Penghasil Kopi Luwak Organik

Penulis : lumajangsatu.com -
Pasrujambe Jadi Salah Satu Penghasil Kopi Luwak Organik

Lumajang (lumajangsatu.com) - Kabupaten Lumajang memiliki potensi perkebunan yang melimpah. Kopi Luwak Organik, juga banyak di kawasan lereng gunung Semeru tepatnya di Kecamatan Pasrujambe.

"Kopi Luwak kita adalah organik, berasal dari Luwak yang hidup bebas di alam bukan dibudidayakan," ujar Machmud Hadi, Kepala Kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang, Selasa (18/10/2016).

Para petani kopi bisanya langsung mengambil kopi-kopi yang telah dimakan oleh Luwak dikeluarkan saat buang kotoran. Setleh dikumpulkan, saat panen raya kopi, bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan kilo gram kopi Luwak Organik.

"Kalau saat musim panen kopi, sangat banyak sekali mas, kita bisanya kerja sama dengan para kelompok petani kopi dan dikumpulkan menjadi satu," jelasnya.

Disekitar hutan lereng gunung Semeru masih banyak luwak (musang) yang berkjeliaran secara liar. "Luwak-luwak di lereng Semeru yang liar masih cukup banyak mas, semoga ini tidak akan berkurang atau punah," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).