Gebyar Pangan Yosowilangun, Bupati Asat : Banyak Anak Muda Enggan Jadi Petani

Penulis : lumajangsatu.com -
Gebyar Pangan Yosowilangun, Bupati Asat : Banyak Anak Muda Enggan Jadi Petani

Lumajang (lumajangsatu.com) - Bupati Lumajang As'at Malik, Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Dirjen Kementrian Pertanian dan Forkpimda hadir di acara Gebyar Pangan di Stadion Yosowilangun. Bzar hasil bumi unggulan juga dipamerkan sebgai bukti Lumajang adalah daerah agraris.

Dalam sambutannya, As'at Malik berterima kasih kepada para petani yang telah menajdi pejuang pangan. Lumajang memiliki 80 ribu hektar lahan pertanian yang sangat subur. Lumajang menajdi salah satu penyumabng swasembada pangan bagi Jawa Timur dan Indonesia.

"Pertanian masih menemapti urutan teras di Lumajang sebgai penyangga ekonomi," ujar As'at Malik saat sambutan, Sabtu (12/11/2016).

Namun, yang menjadi persolan adalah banyak anak muda yang enggan menajdi petani. Dari sekian siswa sekolah saat ditanyakan maukah menajdi petani, tidak satupun yang menjawab mau.

"Tadi saya tanyakn adek-adek sekolah, mau jadi polisi, mau jadi tentara, banyak yang angkat tangan. Giliran say tanyakan jadi petani mereka tidak angkat tangan," paparnya.

Padahal, dengan luasan lahan pertanian di Lumajang bisa membuka banyak lapangan pekerjaan. Anak muda tidak perlu repot melamar pekerjaan kesana-kemari, namun cukup menjadi petani yang modern sudah bisa hidup di Lumajang.

"Saya ajak anak muda Lumajang untuk tidak malu menjadi petani, namun petani yang modern," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).