Ipda Maryanto, Polantas Yang Bertampang Sangar Tapi Murah Senyum

Penulis : lumajangsatu.com -
Ipda Maryanto, Polantas Yang Bertampang Sangar Tapi Murah Senyum
Ipda Maryanto kanit Turjawali Satlantas Polres Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Siapa yang tidak kenal dengan polisi lalulintas yang satu ini. Ipda Maryanto (50), tampang garang namun tetap tersenyum ramah kepada para pengguna jalan saat melakukan pengamanan dan saat memberikan tindakan tegas bagi para pengemudi yang melanggar.

Selama 17 tahun mengabdi menjadi polisi lalulintas, suami dari Anis Uswatin ini banyak cerita soal suka duka saat bertugas. Dia merasa bangga dan senang, jika saat memberikan tindakan, baik teguran lisan atau tilang, pengendara yang melanggar berterima kasih.

Namun, kadang tak jarang pengendara yang melanggar aturan, saat diingatakan atau ditilang malah marah-marah dan mengaku kenal dengan si-A dan si-B. Namun Maryanto tidak gentar, jika sudah salah pasti akan ditilang atau diingatkan agar jangan mengulangi lagi, jika pelanggarannya tidak berat.

"Kadang ada mas, ketika melanggar, dia marah-marah dan mengaku sudarannya ini, saudaranya itu, nah itu yang sering kali dialami saat bertugas di lapangan," terangnya.

Maryanto selalu memberikan nasehat kepada para pengendara yang tidak patuh aturan, sebab tertib berlalulintas bukan untuk polisi namun untuk keselamatan pengendara itu sendiri. Dirinya mengaku jika memberikan teguran lisan, maka tidak akan memberikan tilang, namun jika sudah tilang Maryanto tidak mau berdebat.

"Bagi saya, kalau saya tegur secara lisan, maka akan saya beri pengertian dan tidak akan saya tilang. Namun, kalau sudah saya tilang, saya tidak akan berdebat dengan pengendara itu, karena tidak ingin menyita waktu mereka," tuturnya.

Kanit Turjawali Satlantas Polres Lumajang ini juga pasti terlihat dibanyak kegiatan, mulai pagi hingga malam. Bagaimana membagi waktu, antara tugas menjadi polisi, keluarga dan beristirahat.

Maryanto mengaku sering diprotes oleh kedua anaknya, yakni Alief Pahleyanto dan Aulita Maryansari saat masih kecil. Terutama saat hari Minggu, harus bertugas sehingga tidak bisa berlibur atau menemani keluarga.

"Namanya anak-anak, dulu saat masih kecil sering sekali protes. Saya selalu memberikan pengertian, sekarang sudah besar, yang pertama sudah kuliah dan kedua kelas 1 SMP sudah jarang protes. Jika tidak bertugas saya gunakan untuk keluarga atau istirahat" tuturnya.

Maryanto berpesan saat bertugas dilapangan harus dijalani secara ikhlas dan tidak boleh neko-neko. Sebab saat ini, masyarakat sudah cerdas dengan perkembangan teknologi, tidak ada lagi hal-hal yang bisa ditutupi.

"Saya selalu berpesan untuk saya dan rekan-rekan saya, kalau bertugas dilapangan harus iklas dan tidak boleh neko-neko. Sekarang sudah canggih, masyarakat sudah pintar, salah sedikit langsung dilaporkan kepada pimpinan," terangnya.

Mungkin sebagian dari pembaca lumajangsatu.com khusnyan di Lumajang pasti kenal dengan Ipda Maryanto. Bisa jadi, juga pernah ditegur, bahkan juga pernah ditilang karena melanggar lalulintas.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.