Diduga Tak Netral, KPU Panggil Anggota PPS Desa Labruk Lor
Lumajang (lumajangsatu.com) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lumajang memanggil salah satu anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Labruk Lor. Hal itu dilakukan untuk melakukan klarifikasi atas dugaan ketidak netralan anggota PPS tersebut dakam Pilkada Lumajang 2018.
Muhammad Ridhol Mijib, Komisioner KPU Lumajang menyatakan sesuai rekomendasi Panwas Kecamatan Lumajang, diduga PPS bernama Hudi Hung tidak netral. Hudi diduga berpihak kepada pasangan Thoriq-Indah, yang diketahui dalam foto-foto yang diunggah di media sosial.
Saat di klarifikasi, Hudi mengakui bahwa foto yang beredar itu adalah dirinya. Hudi masuk dan bergabung dengan pendukung paslon satu saat acara debat publik ke 2, hadir dalam kampanye akbar paslon dua dan berfoto bersama tim paslon dua.
"Kita lakukan klarifikasi dugaan PPS tidak netral, yang bersangkutan mengakui bahwa foto yang tersebar adalah foto dirinya," ujar Ridhol Mujib, Kamis (03/05/2018).
Anggota PPS itu mengaku khilaf dengan perbuatannya karena sebagai penyelenggaran seharusnya netral. Meski mengaku khilaf, namun yang dilakukan anggota PPS itu tidak sekali, namun dilakukan beberpa kali, bahkan setelah dapat surat peringatan oleh panitia pengawas.
"Yang bersangkutan mengaku khilaf, namun surat panwas keluar tanggal 23 april, tapi tanggal 29 april saya dapat laporan ada foto yang bersangkutan bersama tim salah satu paslon," terangnya.
KPU akan melakukan rapat pleno untuk menetukan apa sanksi yang akan diberikan kepada yang bersangkutan. "Kita akan rapat pleno dulu, apa sanksi yang akan diberikan agar jadi pelajaran bagi penyelenggara yang lain," tegasnya.
Sementara itu, Hudi Hung anggota PPS Desa Labruk Lor Kecamatan Lumajang mengaku terprovokasi atas ulah satu perangkat desa yang mendukung paslon lain. Dirinya sadar bahwa sebagai penyelenggaran harus netral, namun dirinya khilaf ada perangkat di Desanya dianggap oleh Hudi juga tidak netral.
"Ini adalah respon atas sebuah peristiwa mas, saya terprovokasi karena ada oknum perangkat desa yang tidak netral dan mendukung salah satu calon bupati," jelasnya.
Dirinya sangat sadar apa yang dilakukan salah yang akan menimbulkan sebuah konsekwensi yang harus dihadapinya. "Saya sduah tahu konsekwensinya, nasi sudah jadi bubur, niatan saya untuk mundur," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi